Disruption is No Exist. Isn’t it?

Oleh: Dr. Ir. Harry Sutanto, MBA

“Mengapa semua berpikir bahwa saat ini adalah era disruption?  Karena kami (para generasi muda tidak memandang adanya fenomena disruption tersebut ”?

Pertanyaan dan pernyataan tersebut diajukan oleh seorang mahasiswa yang cerdas dan kritis, dan memandang bahwa perilaku dan gaya hidup para generasi muda saat ini adalah bergerak dengan cepat (moving fast) yang memudahkan untuk mempelajari pengetahuan baru dan akses tanpa batas terhadap banyak hal yang mendisrupsi pola perilaku generasi yang lebih tua (older generation).

Secara definisi, disruption disebut sebagai “an interruption in the usual way that a system, process or event works’, namun dalam perspektif teknologi, disruption has become a buzzword that is overused and very often misused.   Sehingga setiap individu dengan bebas mengemukakan pemahaman dan definisinya mengenai disruption, dan pernyataan/pernyataan tersebut di atas adalah refleksi pertanyaan mendasar bagaimana disruption tersebut dimaknai.

Walaupun Esteban Conterras (2014) berpendapat bahwa disrupsi adalah kenormalan baru (new normal) karena sudah menjadi kenormalan bahwa bisnis sangat terkait dengan siklus hidup (life cycle) yang suatu saat harus rela digantikan oleh bentuk bisnis (business models) yang lebih efisien, kreatif dan gesit.   Konsumen akan termanjakan oleh berbagai pilihan yang lebih banyak dari kebutuhannya, yang sulit untuk dibedakan satu sama lainnya karena masing-masing dengan keunggulan yang unik.

Dalam era “disrupsi” seperti saat ini, kecepatan disrupsi tersebut akan semakin cepat dan semakin sering terjadi.   Secara harfiah, disrupsi benar-benar dipandang suatu gangguan terhadap seluruh sendi kehidupan karena tidak ada suatu bentuk keakhlian, ilmu ataupun business model yang akan bertahan lama.  Dan dari perspektif teoritis, dinyatakan bahwa  dalam era disrupsi ‘outstanding companies can do everything right and still lose their market leadership, or even fail, as unexpected competitors rise and take over the market’.  Hal tersebut melahirkan suatu pandangan yang counter-rational dan mekanisme di dalam pasar dimana perusahaan dengan manajemen yang sangat baik, mendengarkan aspirasi konsumen melakukan penelitian dan pengembangan secara baik, tetap berpotensi untuk gagal.  Keberlanjutan bisnis (business sustainability) menjadi suatu hal yang sulit untuk dicapai karena tidak ada satupun pihak atau bentuk bisnis (business conduct) yang dapat digunakan sebagai suatu platform bisnis (business platform) untuk jangka panjang,

Terdapat pula pandangan negatif yang menyatakan bahwa disruption menghancurkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, seperti adat istiadat, norma, sopan santun, etika dan bahkan budaya.  Sehingga kesinambungan hidup berbangsa pun menjadi suatu bahan keraguan tinggi karena dikhawatirkan akan terlahir suatu era dengan individualisme yang tinggi dan ketidakacuhan sosial yang tinggi pula

Adalah menjadi suatu keniscayaan, bahwa harus terdapat suatu kesamaan sudut pandang dan langkah untuk mengatasinya, baik di antara lintas generasi, strata sosial, level pendidikan maupun kelompok masyarakat tentang disruption.  Dari sudut pandang tertentu, disruption dimaknai sebagai suatu kesempatan besar untuk menjalani kehidupan yang lebih modern dengan segala kemudahan dan akses tanpa batas namun dalam perspektif lainnya, disruption sebagai suatu perubahan fundamental eksponensial akan benar-benar melahirkan suatu ketidakpastian dalam menjalani kehidupan maupun berbisnis.

Adalah menjadi suatu harapan pula, akan terbentuk suatu keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium) tentang pemaknaan dan sikap menghadapi era disruption, baik dari tatanan kehidupan bermasyarakat maupun berbisnis.   Sehingga akan terbentuk masyarakat dan bangsa yang lebih dewasa, siap dan padu (solid) dalam menghadapi takaran perubahan seberapapun kuat dan ekstrimnya.

Harry Sutanto
  1. Jaman semakin berubah . Banyak hal-hal baru yang terus masuk dan dapat menggeser apa yang sebelumnya kita punya . Sebagai masyarakat ,kita harus bisa menyaring hal-hal tersebut . Meskipun demikian ,kita juga tidak bisa menolak hal baru yang dapat membantu kegiatan kita sehari-hari . Kita harus melestarikan nilai-nilai dasar kita sebagai manusia yang hidup bersosialisasi . Perubahan memang baik ,namun kita juga harus menolak perubahan yang bersifat negatif dan membuat kita menjadi tidak peduli terhadap orang lain .

  2. Seiring perkembangan zaman, perubahan-perubahan akan terjadi. Disruption sendiri membawa pengaruh positif dan negatif. Namun, untuk menanggapi perubahan tersebut kembali lagi kepada bagaimana cara kita menyikapinya

  3. Era perubahan zaman sedang terjadi. Kita termasuk pada generasi Z yang peka terhadap perkembangan teknologi sehingga kurangnya kesadaran terhadapt disruption. Sebagai masyarakat kita harus lebih memperhatikan disruption karena dapat berdampak negatif, mungkin salah satunya adat istiadat yang mulai terlupakan dan harus lebih banyak mengambil sisi positif daripada negatif dari disruption tersebut.

  4. menurut saya sih sebaiknya kita lebih mengikuti jaman era sekarang yang belajar dengan cepat dari pada seperti masa lalu. karena kalau tidak orang lain mengambil langkah tersbut duluan dan kita akan tertinggal dengan mreka dan pada akhirnya kita akan kalah dalam berorganisasi / usaha.

  5. setiap hari selalu adanya perubahan, oleh karena itu kita harus cepat dalam mengikuti arus. peka terhadap kemajuan teknologi dan cepat menyesuiakan diri agar tidak ketinggalan. era disruption ini menuntut kita generasi muda untuk terus maju tetapi tidak melupakan yang sudah berlalu. dapat menyikapi sisis positif dari perkembangan era disruption ini

  6. perubahan jaman memang akan terjadi , setiap perubahan tersebut mambawa dampak negatif dan buruk ,Perubahan yang baik bisa kita terima dan diterapkan ,namun kita juga harus menolak perubahan yang bersifat negatif dan membuat kita menjadi tidak peduli terhadap orang lain .

  7. ada banyak kemajuan yang terjadi setiap harinya bukan hanya dalam hal teknologi yang semakin memudahkan pekerjaan kita, tapi juga dalam segi pikiran. Setiap orang semakin berkembang dan terus berinovasi untuk menemukan hal baru.

  8. Disruption era memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan kita. Namun apapun yang terjadi untuk kehidupan kita, kita sebagai manusia tidak bisa menolak keberadaan/kemunculan berbagai kemajuan teknologi sekarang ini. Kita harus memiliki pribadi dan pikiran yang terbuka. Terbuka bukan hanya bisa menerima tapi kita juga dapat bisa menyaring agar terhindar dari hal-hal negarif yang tidak perlu kita masukkan dalam aspek kehidupan kita. Setiap perubahan harus dihadapi bukan dihindari. Menghindari hanyalah langkah kita untuk jadi orang yang susah untuk maju dan berpikir kedepan.

  9. menurut saya, zaman akan pasti selalu berkembang dan segala jenis disruption pun pasti berkembang mungkin akan lebih buruk atau lebih baik tergantung perkembangannya itu sendiri. kita sebagai yang menghadapi hal tersebut kita harus menjadi orang - orang yang berpikir dengan "open minded" karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa disruption pasti akan selalu ada tergantung cara kita mengangani dan menghadapinya.

  10. menanggapi perubahan bagaimana cara kita menyikapinya,era perkembangan zaman, perubahan-perubahan akan terjadi. Disruption sendiri membawa pengaruh positif dan negatif.