GREEN MARKETING

Oleh: Rita, SE, M.Si. (Faculty Member of International Marketing)

Green Marketing adalah konsep yang meliputi semua kegiatan pemasaran yang dikembangkan untuk merangsang dan mempertahankan sikap perilaku konsumen yang ramah lingkungan (Chen & Chang, 2013).

Menurut Suhud (2002) terdapat external green P’s dan internal green P’s. Adapun komponen external green P’s dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Paying Customers

Merujuk pada siapa saja yang masuk dalam kelompok konsumen hijau dengan berbagai tingkat “kehijauannya” dan jenis produk apa saja yang mereka butuhkan.

  1. Providers

Tentang seberapa ‘hijau’ para pemasok bahan-bahan baku, energi, alat-alat perkantoran. Misalnya, bagaimana para pemasok kayu mendapatkan kayu-kayunya, apakah dengan cara menebang hutan secara sembarangan yang akan menyebabkan penggundulan hutan.

  1. Politicians

Mengenai seberapa cepat hal ini dapat mendorong pemerintah untuk menyusun dan mengesahkan peraturan tentang lingkungan dan seberapa jauh peraturan pemerintah akan mempengaruhi organisasi bisnis untuk menjalankan peraturan tersebut.

  1. Pressure groups

Merupakan kelompok-kelompok yang memiliki andil dalam menekan perusahaan untuk menjadi hijau. Kelompok ini terdiri dari lembaga konsumen, lembaga hukum organisasi perdagangan, pemerintah suatu negara.

  1. Problems

Masalah lingkungan dan masalah sosial beragam macamnya. Apakah perusahaan terlibat dalam satu atau lebih dari masalah-masalah ini baik dulu maupun kini.

  1. Predictions

Perusahaan dapat memprediksi masalah-masalah apa saja yang mungkin dihadapi oleh perusahaan di masa yang akan datang.

  1. Partners

Partner merupakan pihak ketiga apakah perusahaan mempunyai hubungan dengan perusahaan atau instansi lain yang mempunyai masalah-masalah lingkungan dan sosial.

Sedangkan berikut ini dijelaskan komponen-komponen internal green P’s yang meliputi:

  1. Product

Tentang bagaimana produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan menjawab berbagai masalah yang dihadapi lingkungan secara makro, misalnya sampah, polusi, lapisan ozon, pemanasan global, nutrisi, dan kesehatan, sehingga perusahaan menghasilkan produk yang bisa didaur ulang, hemat energy, non-CFC, non-kolestrol.

  1. Price

Untuk menghasilkan produk-produk ‘hijau’ umumnya menuntut ongkos produksi yang lebih tinggi yang mengakibatkan harga jual menjadi lebih tinggi.

  1. Place

Tentang pemanfaatan para pengecer atau distributor dengan tepat. Misalnya, untuk mendukung program daur ulang kemasan, perusahaan dapat bekerjasama dengan para pengecer agar mendorong konsumen mengembalikan kemasan melalui mereka, ditukar dengan souvenir, potongan harga, voucher, dan produk promosi.

  1. Promotion

Tentang kegiatan perusahaan untuk mengkampanyekan program-program yang mengangkat isu lingkungan untuk mengokohkan image sebagai perusahaan ramah lingkungan. Promosi ini bisa dilakukan melalui iklan, logo atas label, promosi penjualan (melalui kemasan), maupun humas.

  1. Providing Information

Tentang usaha perusahaan untuk memonitor mengenai isu-isu relevan dengan lingkungan yang berkembang.

  1. Process

Tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan energi seminimal mungkin dalam proses produksinya dan mengurangi pembuangan sisa pemakaian seoptimal mungkin.

  1. Policies

Tentang implementasi dan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk memotivasi, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan yang berhubungan dengan lingkungannya.

  1. People

Tentang bagaimana para pelaku, yaitu orang-orang di kalangan industri/organisasi memanfaatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuannya untuk mengimplementasikan amanat pemasaran hijau ini dalam praktek bisnis sebagai kebijakan perusahaan yang berpedoman pada kelestarian lingkungan.

(Berbagai Sumber).