MUJI 無印良品 – THE JAPANESE RETAILER WITH “NO BRAND” BRAND

By: Veren (Student of Global Business Marketing)

ABOUT MUJI

MUJI (無印良品 Mujirushi Ryōhin) merupakan perusahaan brand retail asal Negara Jepang yang didirikan pada tahun 1980. Muji menawarkan beragam jenis produk dengan kualitas baik seperti household goods, stationery, apparel, etc. Produk MUJI ini sendiri dikenal dengan designnya yang minimalis, menekankan pada daur ulang dan menghindari limbah dalam produksi dan pengemasan. MUJI ini juga terkenal dengan menerapkan strategi pemasaran “no brand” dengan tidak menaruh tanda yakni brand atau logo di setiap produknya yang dipasarkan. MUJI menggunakan filosofi tradisional Jepang dengan konsep keindahan dan estetika yang diciptakan melalui kesederhanaan, baik untuk produk maupun storenya sendiri. MUJI memposisioningkan brandnya dengan kesederhanaan dan fungsionalitas melalui design produk yang minimalis dengan harga yang affordable.

MERCHANDISE PLANS

  1. Forecasts – bagian ini meliputi aktivitas proyeksi yang dilakukan oleh MUJI untuk memperkirakan penjualan produk dalam bisnisnya sesuai dengan yang diharapkan untuk periode tertentu di masa mendatang. Selama mengoperasikan bisnisnya hingga saat ini, MUJI selalu memprioritaskan konsumennya dengan mempercayai dan memahami bahwa kebutuhan konsumennya akan terus berubah dan berbeda-beda, sehingga mereka menerapkan crouwdsourching model untuk menciptakan produk yang lebih baik. Cara ini dapat mengurangi risiko yang bisa didapatkan saat mengeluarkan setiap produk baru karena sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa produk barunya diminati oleh konsumennya. Dengan cara ini pun, MUJI tetap dapat menjaga design dan ide-idenya agar tetap fresh.
  2. Innovativesness – bagian ini membahas tentang inovasi apa yang dilakukan oleh MUJI untuk produk-produk barunya yang akan dijual kepada masyarakat. Semua merchandise yang dibuat dan akan dijual oleh MUJI semuanya memiliki daya tarik dan kecerdikannya tersendiri. Karena dibuat dengan hal serupa, MUJI akan mengadakan event berupa pameran yang berisikan produk-produk keluaran terbarunya. Selain itu, dengan diadakannya pameran ini, Muji dapat lebih dekat dengan para konsumennya sehingga dapat lebih mengetahui produk seperti apa yang diinginkan dan disukai oleh para konsumennya yakni orang-orang yang tidak terlalu menyukai produk yang memiliki identitas akan brandnya yang terlihat jelas dan menyukai produk ramah lingkungan dengan bahan-bahan alami serta yang menyukai design yang simple.
  3. Assortment – bagian ini membahas tentang variasi dan kategori untuk pemilihan produk yang akan dipasarkan oleh MUJI.

    Semua kategori untuk produk-produk yang dijual oleh MUJI divariasikan dengan banyak pilihan seperti produk untuk kategori fashion dengan berbagai jenis dan model hingga food and drinks dengan berbagai variasi rasa dan sebagainya. MUJI menawarkan produk-produk yang beragam dalam bisnisnya, yang dikategorikan menjadi :

  • Furniture dan Interior , yang meliputi sofa, meja dan kursi, bed, lighting desk, etc.
  • Health dan Beauty, yang meliputi skin care, make up, hair care, body care dan bath preparation, fragnance, make up and travel cases, etc.
  • Fashion, yang meliputi beragam jenis pakaian atasan dan bawahan, innerware atau pakaian dalam. aksesoris, tas, sepatu dan lainnya untuk pria dan wanita.
  • Kids and Baby, yang meliputi pakaian untuk atasan dan bawahan, innerware, barang-barang untuk keperluannya dan aksesoris.
  • Good and Daily Necessities, yang meliputi stationery, kitchen supplies and tableware, perlengkapan mandi, cleaning items, album, etc.
  • Food and Drinks
  • IDEE, yang meliputi home living accessories, garment, etc.
  • MUJI to Go, yang meliputi barang-barang keperluan travel.
  1. Brands – bagian ini yang meliputi bagaimana MUJI membangun brandnya dengan dilakukannya branding. Kata MUJI diambil dari kependekan Mujirushi Ryohin yang berdiri untuk “No Brand, Quality Goods” dimana hal ini menjadi konsep dan prinsip yang dipegang dan masih dipertahankan MUJI hingga saat ini. Makna konsep tersebut diartikan dan diterapkan pada produk-produknya dengan tidak adanya merek atau tanda yang jelas di setiap produk merek Filosofi tersebut pun kemudian digunakan oleh MUJI hingga saat ini sebagai branding dan juga promosi.
  2. Timing – bagian ini yang membahas tentang kapan produk-produk baru yang telah diciptakan sebelumnya dirilis untuk dipasarkan, dijual, dan Dengan faktor timing ini, perusahaan harus dapat menghitung dan memperkirakan timing yang tepat. Pengecer harus dapat memperhitungkan prakiraannya dan faktor-faktor lain seperti waktu pemesanan dan pengiriman, musim puncak, pesanan rutin versus pesanan khusus, pergantian saham, diskon, dan efisiensi prosedur inventaris.
  3. Allocation – bagian terakhir dari merchandise planning MUJI ini adalah alokasi yang berkaitan dengan penempatan produk. Di tahap ini, retailer harus menentukan berapa banyak produk yang akan ditempatkan di store untuk penjualan, di ruang penyimpanan stock dan apakah memerlukan adanya gudang untuk digunakan.

 

PRICING STRATEGY

Ketika menetapkan harga untuk setiap produknya, MUJI sedikit berbeda dengan market yang ada di Jepang dan pasar global. Di Jepang, yang notabene menjadi pasar domestiknya, MUJI menerapkan strategi kepemimpinan biaya. Dimana produk yang dipasarkan dijual dengan harga yang relative rendah karena mereka melakukan efisiensi produksi dengan cara memperkecil biaya produksi dan juga biaya promosi seperti advertising. Untuk pasar internationalnya, MUJI akan melakukan adanya sedikit peningkatan harga pada produknya apabila memang produk-produknya yang dipasarkan di pasar international tersebut produknya diambil dan dikirimkan dari Jepang langsung sehingga terkadang harganya menjadi terlalu tinggi. Harga produk MUJI akan disesuaikan dengan segala biaya untuk produksi, pengiriman, pabrik dan distribusi fisik mereka. Selain itu, MUJI juga menerapkan strategi diferensisasi product dimana product yang dijualnya dirancang dan dibuat secara unik dengan design minimalis mengikuti apa yang bisa membuat konsumen international tertarik mengikuti dengan adanya kenaikan harga secara artifisial dan membuat harganya menjadi premium. Sehingga untuk pasar internasionalnya, disini Muji menerapkan pendekatan Cost-oriented pricing.

PROMOTIONAL STRATEGY

MUJI memiliki strategi promosi yang sedikit berbeda dengan brand-brand ritel yang ada dalam industry yang sama dengannya. Strategi yang mereka lakukan untuk mempromosikan brand dan produknya yang tercermin dari filosofi yang mereka miliki dan jalankan dalam karier bisnisnya. Bagaimana cara mereka menonjolkan “No Brand” para produknya dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Elemen promotion mix yang dilakukan adalah advertising. Disebutkan bahwa mereka tidak mengeluarkan anggaran yang besar untuk melakukan advertising dan cara yang dilakukan pun sedikit berbeda yakni dengan tidak melakukan storytelling yang berlebihan seperti yang banyak dilakukan oleh brand-brand lain. Tools untuk advertisingnya dilakukan pada majalah, poster, film, etc. Mereka lebih berfokus untuk membuat iklan dengan cara yang mencerminkan brandnya dengan campaign. MUJI juga mengandalkan strategi pemasaran dengan word of mouth dan lebih berfokus untuk memberikan experience yang baik dan berkesan ketika konsumen melakukan pembelanjaan di dalam store. Selain itu, MUJI lebih memilih menggunakan strategi promosi dengan menjangkau public melalui pers, melakukan events seperti workshop dan melakukan pembicaraan dengan customer di storenya. Selain disesuaikan dengan filosofi dan konsep pada keseluruhan merek dan produknya, MUJI memilih strategi-strategi promosi tersebut dengan tujuan untuk menjaga anggaran biaya pemasaran dan harga produk agar tetap rendah. MUJI juga melakukan sales promotion sebagai promotional strategy-nya. MUJI memberikan penawaran berupa potongan discount dimulai dari 10-50%. Selain itu, mereka juga sering melakukan penurunan harga untuk produk-produk tertentu. Informasi terkait sales promotion ini sering diberitahukan melalui social media MUJI dan di physical storenya langsung. Ada juga di beberapa waktu tertentu MUJI melakukan cara bundling dengan menggabungkan beberapa produknya dengan harga yang lebih rendah. Serta adanya public relations yang dilakukan untuk mempromosikan produk dan brandnya saat dilakukan perilisan produk baru, public speech dan other events untuk meningkatkan citra perusahaannya di antara masyarakat.

 

CONCLUSION

Ketiga strategi yang digunakan dan diterapkan oleh MUJI ini dimulai dari merchandise plan, pricing strategy dan promotional strategy, menurut saya sudah cukup baik namun bukanlah menjadi strategi yang unggul untuk bisa membantu brand dalam membangun omnichannel environmentnya. Saya disini melihat dari sisi konsep produk yang dibuat hingga ke strategi promosinya yang mana disesuaikan dengan konsep dasarnya yang dimiliki sedari awalnya yakni no brand dengan citra produk yang sederhana. Namun, disini cara MUJI dalam menciptakan brand awarenessnya di public masihlah kurang efektif apa bila hanya melakukan focus promosinya dengan strategi WOM (word of mouth). Masih banyak orang-orang di luar sana yang masih asing dengan brand MUJI ini. Apabila  MUJI tetap ingin mempertahankan prinsip dengan menekan biaya promosi dan pemasaran, MUJI bisa meningkatkan brand awarenessnya dengan social media yang sudah dimiliki sedari awal dan lebih gencar memanfaatkannya dengan membuat konten yang lebih atraktif lagi dalam meningkatkan awareness akan brand MUJI.

 

Referensi :

https://www.muji.com/us/

https://marketingclubimi.wordpress.com/2018/07/10/muji-the-no-brand-brand/

https://medium.com/@annabellemay/the-success-of-a-no-brand-brand-a-muji-case-study-1ccff4020f72

https://marketing.co.id/no-brand-strategy/

https://martinroll.com/resources/articles/strategy/muji-the-global-strategy-behind-the-japanese-no-brand-brand/

https://www.fastcompany.com/3049774/muji-is-not-a-trend-how-design-fuels-mujis-growth