Kunci Inovatif: Out of The Box

Oleh: Annetta Gunawan, SE, MM (Global Business Marketing Program)

Dalam dunia bisnis, kunci inovatif yang terutama dalam membawa bisnis tersebut kepada kesuksesan adalah ‘out of the box’. Pengertian out of the box sendiri mencakup beberapa elemen berikut ini:

  • Berangkat dari tujuan untuk tidak hanya sekedar bisnis tapi mempermudah sesama
  • Mempunyai value mempermudah sesama yang mendasari kegiatan bisnisnya
  • Dapat menterjemahkan value yang ada ke dalam produk atau jasa yang memberikan benefit bagi penggunanya
  • Memegang prinsip kolaborasi dalam menghasilkan produk atau layanan jasa

Berikut akan diuraikan bagaimana keempat prinsip tersebut diimplementasikan oleh Nadiem Makariem, Belva Devara, Larry Page, Mark Zuckenberg, Zhang Yiming dalam bisnisnya seingga bisa sukses seperti saat ini.

Berangkat dari tujuan untuk tidak hanya sekedar bisnis tapi mempermudah sesama

Baik Gojek (didirikan Nadiem Makariem) Ruangguru (didirikan Belva Devara), Google (didirikan Larry Page), Facebook (didirikan Mark Zuckerberg), dan TikTok (Zhang Yiming) memiliki satu kesamaan pada awal berdirinya, di mana para kelima bisnis tersebut bermula dari kesadaran para pendirinya terhadap kebutuhan sesama yang belum terpenuhi dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan dengan begitu mempermudah hidup orang-orang yang menjadi target pasar mereka.

Hal ini bisa kita lihat dari sejarah bermulanya bisnis-bisnis tersebut. Awal didirikannya Gojek bertujuan untuk mengurangi kemacetan dengan mengakomodir tukang ojek untuk bekerja lebih efisien. Apa yang dialami pendiri Gojek tidak jauh berbeda dengan Ruangguru. Pada saat itu, Belvara berangkat dari permasalahan ketidakmerataan pendidikan di Indonesia, sehingga ia mendirikan Ruangguru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara menyediakan layanan pendidikan dan materi pembelajaran dari guru-guru terbaik Indonesia yang bisa diakses oleh seluruh siswa di mana saja mereka berada dengan biaya yang terjangkau, serta meningkatkan kualitas guru dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan tambahan penghasilan bagi guru di Indonesia.

Tujuan membantu sesama ini juga berlaku pada Facebook dan Google. Pada awalnya, Facebook dibuat dengan tujuan membantu mahasiswa mengenal satu sama lain, sedangkan Google untuk mempermudah penggunanya dalam mengakses informasi dari berbagai dunia. Sedangkan, pendiri TikTok mencoba memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan tren, di mana saat ini dalam industri konten, kebanyakan pengguna saat ini memiliki preferensi untuk menghasilkan konten dalam bentuk video.

Mempunyai value mempermudah sesama yang mendasari kegiatan bisnisnya

Value yang dipegang oleh setiap bisnis tercermin dari misi utamanya:

  • Misi Gojek adalah untuk membantu memudahkan kehidupan orang banyak melalui teknologi, dengan 3 pilar nilai utama, yaitu kecepatan, inovasi, dan dampak sosial.
  • Ruangguru memiliki misi untuk menyediakan dan memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas melalui teknologi untuk semua siswa, kapan saja, dan di mana saja.
  • Pernyataan misi Google adalah “to organize the world’s information and make it universally accessible and useful” dan slogan tidak resminya adalah “don’t be evil“.
  • Misi dari Facebook adalah “to give people the power to build community and bring the world closer together”.
  • Misi dari TikTok adalah “to inspire creativity and bring joy”.

Dapat dilihat kesamaan dari kelima bisnis tersebut, yaitu bahwa kesuksesan Gojek, Ruangguru, Google, Facebook, dan TikTok tidak terlepas dari seluruh kegiatan bisnisnya yang didasarkan oleh value melayani sesama.

Dapat menterjemahkan value yang ada ke dalam produk atau jasa yang memberikan benefit bagi penggunanya

Value yang baik tidak akan dapat dirasakan dampaknya oleh pengguna apabila value tersebut tidak termanifestasi ke dalam layanan produk atau jasa yang diterima oleh pengguna. Baik Gojek, Ruangguru, Google, Facebook, maupun TikTok berhasil mewujudkan value yang mereka pegang ke dalam produk atau jasa yang mereka berikan, terbukti dari kesuksesan mereka dari banyaknya jumlah pengguna, jumlah penghasilan yang diterima, valuasi perusahaan, serta berbagai penghargaan yang mereka terima. Dan salah satu hal yang tidak terlepas dari value melayani sesame adalah inovasi produk secara berkelanjutan. Karena pada dasarnya, kebutuhan manusia tidak pernah konstan, akan selalu ada perubahan trend dan kondisi yang melahirkan pula kebutuhan yang baru. Bisnis yang betul-betul memiliki value untuk melayani sesama akan terus-menerus mengidentifikasi kebutuhan penggunanya yang dinamis untuk selanjutnya melahirkan inovasi produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

 

Memegang prinsip kolaborasi dalam menghasilkan produk atau layanan jasa

Kesuksesan biasanya dihasilkan dari kolaborasi atau kerja sama, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri. Begitu pula yang dilakukan oleh Gojek, Ruangguru, Google, Facebook, maupun TikTok. Sudah banyak bentuk kerja sama yang mereka lakukan dengan berbagai organisasi bisnis, pemerintah, sosial, maupun entitas lainnya. Hal tersebut tentunya berkontribusi besar pada kesukesan mereka. Namun, yang mau di-highlight di sini adalah kolaborasi dengan para pengguna masing-masing. Pada era 4.0 seperti sekarang ini, salah satu kunci bisnis yang sukses memenuhi kebutuhan penggunanya adalah yang menerapkan prinsip co-creation di mana pengguna dilibatkan dalam penciptaan produk atau jasa, dan juga experience dalam proses penyampaian produk atau jasa tersebut. Kita dapat lihat bahwa Google, Facebook, dan TikTok merupakan aplikasi yang berbasis User Generated Content. Sedangkan, Gojek dan RuangGuru sangat mengandalkan kolaborasi dengan pengguna, dalam hal ini adalah driver, siswa, dan guru.

(Berbagai Sumber)