Membangun merek dan relasi konsumen dengan KOL – Key Opinion Leader (Part 2)

Oleh: Sylvia (Student of International Marketing) & Aryo Bismo (Faculty Member of International Marketing)

Kelebihan yang didapatkan melalui kerjasama KOL cukup signifikan dibanding dengan strategi pemasaran umunya di Instagram  Key opinion leader (KOL) and influencer marketing: Power to the People! (2017), disebutkan bahwa KOL dalam berbagai jenis media platform dapat lebih memperkuat pesan brand, mengikat faktor customer engagement, dan memperbanyak feedback followers.

Dalam jurnal Abdullah dan Siraj, S. (2016) tertera bahwa customer engagement adalah suatu hal penting dalam strategi untuk menghasilkan peningkatan brand equity (Passikoff dan Schultz , 2007). Dalam jurnal Bunpis, Laila dan Haron, Mahmod S. (2018), disebutkan bahwa engagement pelanggan secara online merupakan suatu bentuk interaksi yang terus menerus antara perusahaan dengan pelanggan. Hal tersebut dapat meningkatkan dimensi-dimensi brand equity, termasuk brand awareness dan brand associations (Aaker , 1996).

Jockey Indonesia merupakan salah satu brand fashion active wear dan underwear asal Amerika yang dipegang oleh PT Delamibrands Kharisma Busana di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ludy Paat selaku marketing communication general manager PT Delamibrands Kharisma Busana, didapatkan bahwa masalah yang dialami brand Jockey Indonesia adalah rendahnya engagement followers terhadap akun Instagram Jockey Indonesia (@Jockey_id) dengan menggunakan strategi kerjasama KOL. Melalui Pixlee.com (2018), engagement dapat diartikan sebagai tingkat keterlibatan sosial seseorang di komunitas seperti yang didefinisikan oleh setidaknya satu “like” atau “comment” pada posting-an.

Melalui rumus Julian (2018), besar engagement rata-rata Jockey Indonesia pada bulan September – Oktober 2018 diketahui sebesar 3.31% dimana masih tergolong rendah. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan oleh KOL? Apakah KOL yang digunakan oleh Jockey Indonesia sudah memiliki kualifikasi yang tepat terhadap followers-nya?

Referensi:

Abdullah, & Siraj, S. (2016). Brand Equity through Customer Engagement in Social Media: A Critical Review. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) .

Bunpis, L., & Haron, M. S. (2018). The Influence of Content Marketing on Customer Brand Engagement towardsOnline herbal cosmetic Store in Thailand. Universiti Sains Malaysia.

Julian. (2018). Retrieved from What is a good engagement rate on Instagram?: https://www.reachbird.io/magazine/en/what-is-a-good-engagement-rate-on-instagram/

https://blog.innity.com/2017/03/key-opinion-leaders-kol-and-influencer-marketing-power-to-the-people/

Pixlee.com