SEGMEN WISATAWAN DALAM TOURISM MARKETING (FAKTOR BEHAVIORAL – PART 2)

Oleh: Felicia, SE (Alumni of International Marketing)

(Bersambung dari: SEGMEN WISATAWAN DALAM TOURISM MARKETING (FAKTOR BEHAVIORAL – PART 1))

Accommodation Condition

Accommodation Condition adalah kondisi ataupun fasilitas dari tempat tinggal seseorang yang melakukan perjalanan wisata. Jenis akomodasi tersedia dalam berbagai bentuk dalam rangka memenuhi keinginan dari market (Goeldner dan Ritchie, 2012). Selain itu, akomodasi menyediakan jasa lebih sehingga membawa pengunjung ke tempat tersebut baik dalam hal bisnis maupun waktu luang. Kualitas dan jenis dari akomodasi tersebut, keduanya akan mencerminkan dan mempengaruhi range atau jenis wisatawan sesuai dengan keadaan akomodasi wisata tersebut (Cooper, Fletcher, Fyall, Gillbert dan Wanhil, 2006). Hal itu terjadi karena setiap wisatawan memiliki kondisi masing-masing seperti ingin memiliki fasilitas yang lengkap meskipun harganya lebih tinggi ataupun ingin mengeluarkan harga yang murah meskipun fasilitasnya tidak lengkap. Sehingga faktor Accommodation Condition dapat digunakan sebagai faktor wisata (Correla, Silva dan Moco, 2008).

Distribution Channel

Distribution Channel adalah adalah struktur operasi, system dan berbagai macam hubungan dengan organisasi melalui produsen dari produk travel. Dengan adanya teknologi, distribusi menjadi berubah secara dramatis salah satunya adalah distribusi bisa dibeli secara online (Goeldner dan Ritchie, 2012).

Distribution Channel merupakan suatu set dari organisasi independen yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa ke konsumen dan bisnis. Distribution Channel dalam pariwisata sendiri berarti memindahkan konsumen yaitu wisatawan ke produk seperti hotel, pesawat, dan lain-lain (Kotler, Bowen, Makens, 2014). Dapat disimpulkan bahwa Distribution Channel menyediakan berbagai saluran untuk wisatawan dalam membeli produk di industri pariwisata, sehingga faktor Distribution Channel dapat digunakan sebagai faktor wisata (Correla, Silva dan Moco, 2008).

Travel Frequency

Menurut Oxford online, Frequency adalah tingkat di mana sesuatu terjadi selama periode waktu tertentu atau dalam sampel tertentu. Dalam konteks wisata, Travel Frequency adalah tingkat seberapa sering seseorang melakukan perjalanan wisata dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan Travel Pulse (2016), kedepannya orang-orang akan lebih sering melakukan perjalanan wisata dibandingkan sekarang. Wisatawan yang mengganggap dirinya muda mempunyai sikap positif, telah sering melakukan perjalanan wisata di masa lalu dan memiliki niat yang kuat untuk melakukan perjalanan wisata kedepannya (Jang, Bal, Hu, Wu, 2009). Sehingga faktor Travel Frequency dapat digunakan sebagai faktor wisata (Correla, Silva dan Moco, 2008).

Activities on Vacation

Menurut Oxford online, activity adalah hal yang seseorang atau kelompok lakukan atau lakukan. Dalam konteks wisata, Activities on vacation adalah hal yang wisatawan lakukan ketika sedang melakukan perjalanan wisata. Menurut Goeldner dan Ritchie (2012), kegiatan wisata dapat menjadi motivasi utama untuk berpergian. Kegiatannya pun bermacam dan kombinasi dari attractions tersebut membawa wisatawan ke destinasi wisata. Kesempatan untuk melihat-lihat, berbelanja, wisata hiburan, budaya dan rekreasi menjadi peran yang penting dalam menentukan daya saing dari destinasi wisata tersebut (Goeldner, Ritchie, 2012).

Banyak komponen dari perjalanan wisata disusun berdasarkan keinginan wisatawan untuk menikmati apa yang ada di destinasi wisata, banyak atraksi yang menyediakan berbagai tujuan yang berbeda seperti untuk pembelajaran, budaya, sejarah dan masih banyak lagi. (Cooper, Fletcher, Fyall, Gillbert dan Wanhil, 2006). Dapat disimpulkan bahwa dalam perjalanan wisata, wisatawan mengunjungi destinasi wisata karena ingin menikmati berbagai macam aktivitas, sehingga faktor Activities on vacation dapat digunakan sebagai faktor wisata (Correla, Silva dan Moco, 2008).