Perilaku Berbelanja Online & Pemilihan Tipe E-commerce

By: Dewany Dana (Student of International Marketing)

Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari – hari, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya pengguna internet terus meningkat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet, dimana terjadi kenaikan. 51,8 persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk melakukan banyak hal, seperti bertukar informasi, menggunakan social media dan yang sudah mulai banyak digemari ialah berbelanja melalui online, dimana berbelanja melalui online lebih menghemat waktu, tenaga, dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Peluang tersebut dilihat oleh para pemain bisnis, dimana mulai bermunculan platform – platform yang menyediakan tempat untuk berjualan, ataupun suatu brand menambahkan channel marketing mereka melalui online dengan menambahkan website.

Dalam berbelanja online konsumen Indonesia memiliki karakteristik perilaku berbeda – beda, biasanya dari segi keamanan, kemudahan dalam bertransaksi, respon terhadap tampilan pada website, respon terhadap gambar dan deskripsi produk, dan respon terhadap resiko yang akan dihadapi ketika berbelanja secara online. Ada yang lebih suka berinteraksi langsung dengan seller, adapula yang lebih suka kemudahan dalam bertransaksi (Tyra, 2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pradana, 2015, di Indonesia sendiri terdapat beberapa tipe e-commerce, tipe e-commerce ini memiliki fitur, system dan customer value yang berbeda, dimana konsumen Indonesia bisa  memilih e-commerce sesuai dengan perilaku dan kebiasaan belanja online mereka agar belanja online menjadi lebih menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pradana, 2015. E-commerce di Indonesia memiliki beberapa tipe yaitu

  1. . Classifieds/listing/iklan baris

Dengan kriteria Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online dan Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis. Contoh nya ialah Tokobagus, Berniaga, dan Olx.

  1. Marketplace C2C (Customer to Customer)

Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Contoh marketplace ini ialah Tokopedia, Bukalapak.

  1. Shopping mall

Model bisnis ini mirip sekali dengan marketplace, tapi penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Satu-satunya situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia ialah Blibli.

  1. Toko online B2C (Business to Consumer)

Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri dimana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Lazada dan Berrybenka, yang berfungsi sebagai platform jualan tiket secara online, juga bisa dianggap sebagai toko online.

  1. Toko online di media sosial

Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Uniknya lagi, sudah ada pemain-pemain lokal yang membantu penjual berjualan di situs Facebook yakni LakuBgt. Disini, semua orang bisa berjualan hanya bermodalkan foto dan promosi saja, tidak perlu memiliki stok yang banyak.

Inilah tipe – tipe dari e-commerce di Indonesia, semua dapat dibedakan dari interaksi bisnis, siapa yang terlibat di dalamnya, dan fitur – fitur yang ditawarkan, dengan beberapa tipe e-commerce ini, konsumen Indonesia bisa memilih tipe e-commerce yang sesuai dengan kebiasaan dan perilaku belanja mereka, karena setiap e-commerce menawarkan customer journey yang berbeda – beda. Kalau kalian, lebih suka belanja di e-commerce tipe yang mana?

#marketingisntallaboutselling #imarkethink