AISAS: Model Marketing untuk Hadapi Pelanggan di Era Digital

Dinamika tren pasar dan kebiasaan pelanggan berlangsung secepat kedipan mata. Bukan hanya dalam hitungan tahun, kedua hal tersebut bisa berubah dalam hitungan bulan atau hari.

Saat Internet dan dunia digital mulai booming, saat itu pula pelanggan mulai beradaptasi dan perilaku & kebiasaan baru lahir. Dari perspektif usaha, ini jadi tantangan tersendiri karena pemilik usaha pun pintar-pintar dalam memasarkan produknya.

Sebelumnya, dunia pemasaran mengenal model AIDA (AwarenessInterest, DesireAction), di mana model ini menunjukkan proses sejak awal seorang calon pelanggan mengenal produkmu sampai kemudian diakhiri dengan purchase. Sekarang, model itu perlahan mulai tergantikan dengan model yang disebut AISAS.

Apa saja yang ada di dalam model AISAS, dan bagaimana model ini bisa memengaruhi sebuah usaha dalam melakukan pemasaran?

Apa itu AISAS?

AISAS adalah model pemasaran yang terdiri atas 5 komponen pemasaran, yakni AttentionInterestSearchAction, dan Share. Model pemasaran ini diciptakan untuk beradaptasi dengan cara komunikasi calon pelanggan yang sudah mulai berubah di era digital. Dengan kehadiran Internet dan media sosial yang memungkinkan komunikasi 2 arah, maka dunia bisnis memerlukan model baru untuk berkomunikasi dan memasarkan produknya.

Oleh karena itu, model pemasaran AISAS untuk menghadapi tantangan tersebut.

Memahami Model AISAS

Model AISAS dimulai dengan tahap Attention. Tahap ini adalah di mana seorang calon pelanggan mulai menaruh perhatian tentang produk atau layanan yang kamu sediakan. Mereka mulai mengenal produkmu dari berbagai media, seperti media digital maupun media cetak.

Selanjutnya, calon pelanggan akan memasuki tahap Interest. Dalam tahap ini, pelanggan mulai banyak mengenal keunggulan dan keuntungan yang diberikan produkmu untuk kehidupan mereka. Mereka jadi lebih paham tentang bagaimana produkmu bisa menyelesaikan masalah yang mereka alami.

Dengan informasi yang calon pelanggan sudah miliki, mereka akan memulai search, yakni proses menggali informasi produk dan brand kamu lebih mendalam. Mereka bisa saja bertanya pada orang-orang yang sudah lebih dulu menggunakan brand kamu atau mencari di berbagai media, seperti mesin pencari dan media sosial. Mereka juga bisa mempertimbangkan testimoni pelanggan lain.

Dengan kelengkapan informasi yang ada, calon pelanggan pun memutuskan untuk mengambil action. Di sini, konteks action berarti membeli produk atau menggunakan jasamu. Ketika pelanggan sudah memutuskan untuk membeli, maka kamu harus memastikan proses pembelian berjalan lancar sehingga pelangganmu benar-benar bisa memperoleh produknya dengan nyaman.

Tidak berhenti sampai di situ, setelah melakukan pembelian, pelanggan akan menceritakan pengalaman mereka mengenai proses pembelian dan pelayanan dari brand kamu. Mereka bisa bercerita secara word of mouth atau membagikan testimoni mereka di media sosial.

Pengaruh Model AISAS untuk Dunia Usaha

Dengan proses customer journey yang tergambarkan lebih baik untuk dunia digital, AISAS memberikanmu peluang untuk memahami pelanggan di era digital ini dengan lebih baik.

Lewat model ini, usahamu ke depannya diharapkan untuk bisa membangun komunikasi yang lebih interaktif dengan para calon pelanggan. Di sisi lain, penempatan konten pun harus lebih cermat dan menyesuaikan dengan media yang digunakan oleh mayoritas target pelangganmu.

Selain itu, kamu juga didorong untuk lebih cermat dan kreatif dalam mempersuasi pelangganmu untuk bercerita mengenai produk dan brand kamu. Hal ini akan mendorong lebih banyak pelanggan lagi yang bisa kamu dapat, baik secara mulut ke mulut maupun secara digital.

Christian Lim