“People don’t know what they want until you show it to them. That’s why I never rely on market research. Our task is to read things that are not yet on the page.”
– Steve Jobs –

Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Steve Jobs selalu identik dengan hal-hal nyeleneh dan inovatif. Hal ini termasuk pada bagaimana sosok visioner di Apple tersebut tidak bergantung pada riset pasar. Alasannya? Customer terkadang tidak tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan sampai kita menunjukkannya bahwa hal tersebut mereka butuhkan atau inginkan.

Tapi, bukankah customer selalu punya banyak keinginan? Bukankah customer tahu apa yang mereka butuhkan untuk hidup mereka? Kenyataannya, tidak selalu begitu.

Mengapa Customer tidak Selalu Tahu Kebutuhan & Keinginan Mereka?

1. Keterbatasan Kesadaran

Banyak pelanggan tidak selalu menyadari kebutuhan mereka sampai mereka melihat sesuatu sebuah solusi. Sebagai contoh, sebelum munculnya iPhone, kebanyakan orang berpikir bahwa mereka tidak butuh telepon genggam yang hanya punya 1 tombol saja dan bisa bertindak selayaknya komputer dengan koneksi Internet. Namun, begitu teknologi ini diperkenalkan dan ditunjukkan kegunaannya, orang-orang baru menyadari betapa luar biasanya teknologi tersebut bagi hidup mereka.

2. Faktor Kebiasaan & Lingkungan

Customer terkadang menganggap produk atau layanan tertentu sudah cukup baik tanpa menyadari bahwa ada potensi untuk mengembangkan opsi. yang lebih baik. Sebagai contoh, banyak orang yang terbiasa dengan transportasi konvensional tidak menyadari bahwa ride-hailing app seperti Gojek atau Grab dapat memberikan kenyamanan yang lebih besar dan variasi layanan yang lebih banyak untuk kehidupan mereka.

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan?

1. Utamakan Komunikasi yang Jelas

Kalau kamu ingin memperkenalkan sebuah produk atau layanan baru yang berpotensi menciptakan kebutuhan baru bagi pelanggan yang belum aware, maka kuncinya ada pada bagaimana kamu mengedukasi pelangga mengenai produk tersebut. Mungkin akan butuh waktu, namun perlahan tapi pasti kamu akan bisa membuat mereka memahaminya.

2. Manfaatkan Data

Data tidaklah harus rumit. Data sesederhana informasi penjualan dan produk terlaris bisa membantu kamu menemukan kebutuhan dan keinginan yang tersembunyi serta gap yang berpotensi untuk kamu isi dengan suatu inovasi baru.

Kesimpulan

Secara sederhana, pelanggan tidak selalu tahu apa yang mereka inginkan atau butuhkan. Meski begitu, kamu sebagai pemilik bisnis bisa membantu mereka menyadarinya. Dengan pemahaman pelanggan yang mendalam berbasis data dan komunikasi yang jelas dan tepat, kamu bisa menciptakan sesuatu yang baru bagi pelangganmu daripada hanya sekadar mengikuti pasar saja.