Freemium sebagai Model Bisnis Inovatif

Image Source: Spotify

Model bisnis menjadi kata kunci setelah munculnya ekonomi digital yang didukung oleh internet. Misalnya, saat internet memungkinkan terciptanya bisnis yang menukar nilai dengan cara baru. Model bisnis digunakan untuk untuk mendeskripsikan bisnis tertentu di pasar. Model bisnis diartikan sebagai jawaban dalam pemodelan perusahaan dan representasi nyata dari bisnis tersebut serta pandangan perusahaan dari komponen operasional maupun motivasi.

Salah satu trend bisnis yang akan dibahas adalah Freemium. Freemium berasal dari 2 kata “Free” yang artinya gratis dan “Premium” yang berarti kualitas premium, kemudian digabungkan menjadi Freemium. Jenis model bisnis Freemium yang sekarang ini menjadi populer di kalangan pebisnis merupakan suatu jenis model yang digunakan pihak perusahaan dengan menyediakan layanan tertentu yang dapat dicoba secara gratis oleh pengguna, akan tetapi sampai dengan waktu yang ditentukan, perusahaan akan menawarkan layanan fitur-fitur tambahan yang lebih canggih, dan untuk mendapatkannya pengguna harus membayar biaya tetap setiap bulannya. Sistem Freemium ini menjadikan layanan yang mengutamakan kualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Biasanya, hal utama yang membantu pengguna memutuskan untuk mencoba produk freemium adalah karena produk tersebut dapat digunakan untuk pemula hingga pengguna tingkat lanjut. Dengan melihat fitur-fitur yang dilewatkan dengan paket gratis akan membuat daya tarik pelanggan dengan mudah memutuskan untuk membayar meningkatkan ke paket berbayar.

Dampak dari penerapan trend jenis model Freemium kedepannya adalah perusahaan akan menjadi lebih mudah dalam mengambil dan menggunakan data pengguna untuk memberbaiki produk dan memahami segmentasi pasar. Freemium juga akan berdampak bagi sales. Dengan mendapatkan informasi konsumen lewat penerapan trend bisnis model ini berdampak bagi sales yang akan meningkat kedepannya. Dimana, ketika pengguna mengunduh atau melakukan sign-up produk, perusahaan mampu untuk menganalisa kegiatan yang pengguna lakukan sehingga dapat membantu dalam menentukan prioritas untuk penjualan perusahaan. Dengan begitu, dapat mendorongnya pendapatan berulang dan pertumbuhan laba yang lebih cepat.

Salah satu contoh penerapan jenis model bisnis Freemium adalah seperti yang dilakukan Spotify. Spotify merupakan suatu platform atau aplikasi layanan streaming musik, dimana pada aplikasi ini, pengguna dapat mendengarkan semua musik maupun podcast secara gratis dimanapun dan kapanpun. Namun, pengguna dengan paket gratis akan terganggu dengan iklan yang tidak dapat dilewati. Maka dari itu, Spotify menawarkan paket berbayar yang menarik. Dengan membeli paket premium seharga Rp 49.000 per bulannya, pengguna dapat mendengarkan lagu sepuasnya tanpa adanya jeda iklan, mengganti lagu yang diinginkan setiap saat, mengunduh lagu lalu mendengarkannya secara offline, dan dapat memilih suara dari musik dengan kualitas terbaik.

Potensi bisnis kedepannya yang dapat dilakukan dengan menggunakan Freemium adalah kita dapat membuat aplikasi photo editor yang menawarkan berbagai macam fitur untuk mengedit foto menjadi lebih bagus, seperti fitur preset, effect, filter, dan beauty plus. Pengguna akan diberikan akses untuk menggunakan beberapa fitur gratis, setelah itu pengguna akan ditawarkan untuk membayar setiap bulannya jika ingin menggunakan berbagai fitur lainnya yang tentunya lebih canggih. Salah satu contoh aplikasi yang dapat dijadikan contoh untuk bisnis ini adalah Perfect365.

Image Source: 365 Pro.

 

Referensi

Id.techinasia.com. (2020, 4 Mei). Memilih Model Bisnis yang Tepat untuk Startup: Premium, Freemium atau Gratis. Diakses pada 15 April 2021, dari https://id.techinasia.com/memilih-model-bisnis-untuk-startup

Forbes.com. (2015, 29 April). 7 Examples of Freemium Products Done Right. Diakses pada 15 April 2021, dari https://www.forbes.com/sites/sujanpatel/2015/04/29/7-examples-of-freemium-products-done-right/?sh=c695c206f156

Berdu.id. (2017, 20 Maret). 5 Model Bisnis Online yang Sudah Terbukti Kemampuannya. Diakses pada 15 April 2021, dari https://berdu.id/blog/model-bisnis-online

Midtrans.com. (2021, 23 November). Cara Meningkatkan User Produk Anda dengan Model Bisnis Freemium. Diakses pada 15 April 2021, dari https://midtrans.com/id/blog/cara-meningkatkan-user-produk-anda-dengan-model-bisnis-freemium

Spotify.com. (2021). Kenapa Beli Premium? Diakses pada 15 April 2021, dari https://www.spotify.com/id/premium/

Perfect365.com. (2021). Create Your Own Beauty. Diakses pada 15 April 2021, dari https://www.perfect365.com

Teece, D.J. 2010. Business Models, Business Strategy and Innovation. Long Range Plan. 43, 172–194. [Google Scholar]

Ghaziani, A.; Ventresca, M. 2005. Keywords and Cultural Change: Frame Analysis of Business Model Public Talk. Sociol. 20, 523–559. [Google Scholar]

Timmers, P. 1998. Business Models for Electronic Markets. Electron. Mark. 8, 3–8. [Google Scholar]

Hedman, J.; Kalling, T. 2003. The Business Model Concept: Theoretical Underpinnings and Empirical Illustrations. Eur. J. Inf. Syst. 12, 49–59. [Google Scholar]

Johannesson, P. 2007. The Role of Business Models in Enterprise Modelling. In Conceptual Modelling in Information Systems Engineering. Krogstie, J., Opdahl, A.L., Brinkkemper, S., Eds.; Springer: Berlin/Heidelberg, Germany. 123–140. [Google Scholar]

 

Chrysilla Octaviany, Mahasiswa Business Creation 24