Sumber: Unsplash

Berdasarkan transaksi ekspor non-migas (minyak & gas) pada tahun 2014–2018, Lemak dan Minyak Hewani & Nabati menempati jumlah ekspor terbesar dari Indonesia secara signifikan yaitu mencapai proporsi 16.1% dari total ekspor non-migas. Kondisi ini wajar, karena kita merupakan salah satu negara agraris terbesar, sehingga kita memiliki sumber daya yang berlimpah. Sedangkan permintaan minyak alternatif dari nabati tinggi sekali di pasar dunia. Sayangnya, masih sedikit UKM yang mengambil peluang ini dibandingkan Usaha Besar.

Kategori Produk Ekspor Non-Migas Terbesar di Indonesia, 2014--2014. Sumber: Trade Map – International Trade Center. Data dioleh oleh Penulis.

Kategori Produk Ekspor Non-Migas Terbesar di Indonesia, 2014–2014. (Sumber: Trade Map – International Trade Center)

Selain itu, berikutnya transaksi ekspor terbesar juga dialami oleh Peralatan Elektronik (7.0%), Karet dan Artikelnya (5.2%), Kendaraan selain Kereta (4.5%), Mesin-Mesin (4.5%) serta lainnya yang di bawah proporsi tersebut. Oleh karena itu, usaha manufaktur masih jadi prioritas utama untuk pasar ekspor Indonesia. Namun sayangnya, Usaha Besar masih mendominasi industri manufaktur ini dibandingkan UKM. Jika UKM bisa lebih mengambil peluang bisnis manufaktur ini, maka dapat dipastikan bahwa UKM mampu bersaing dalam pasar ekspor.

Jadi dari kategori-kategori produk andalan ekspor di atas, kira-kira sahabat wirausaha bisa ambil peluang paling besar dimana saja?

Contohnya:

  1. Alas Kaki: rata-rata ekspor per tahunnya senilai 4,6 miliar USD.
  2. Pakaian dan Aksesoris: rata-rata ekspor per tahunnya senilai 4,1 miliar USD.

Rata-rata nilai total ekspor untuk kedua kategori di atas = 8,7 miliar USD (sekitar 117 triliun Rupiah)

Andaikan UKM mau targetkan partisipasi ekspor 20% saja untuk Alas Kaki dan Pakaian & Aksesoris, maka transaksi ekspor yang bisa diraih UKM per tahun sekitar 1,62 miliar USD(setara 22,6 triliun Rupiah). Jika setidaknya ada 5000 UKM berkonsolidasi untuk tangkap peluang ini, lumayan loh masing-masing bisa nikmati nilai penjualan ekspor sekitar Rp 12 miliar per tahun!

No alt text provided for this image

Negara Tujuan Ekspor Indonesia, 2014-2018 (Unit dalam 1,000 USD). Sumber: Trade Map – International Trade Center (ITC).

Sementara itu untuk negara, China merupakan negara tujuan terbesar ekspor Indonesia dengan nilai ekspor senilai 99 miliar USD (sekitar 1,352 triliun Rupiah). Hal ini wajar, dikarenakan China merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar di dunia. Selain itu, kita memiliki perjanjian perdagangan bebas melalui ASEAN-China FTA.

  • Negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar berpotensi untuk diekspor, seperti China, Amerika Serikat, India, dan Jepang. Hal ini karena tingginya tingkat konsumsi pada negara tersebut sehingga permintaan ekspor juga tinggi.
  • Negara-negara yang tergabung dalam regional ASEAN, seperti Singapura, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Ini dikarenakan negara-negara tersebut memiliki jarak yang dekat serta akses pasar yang lebih mudah.
  • Hubungan sejarah juga memiliki peranan penting dalam hubungan ekspor, seperti Belanda dan Jepang. Bahkan, Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar di Eropa meskipun jumlah penduduknya sedikit.

Dari data ini, ditemukan juga bahwa Indonesia masih belum sanggup untuk menjajaki pasar negara-negara maju secara optimal seperti halnya Jerman, Inggris, Australia, dan lainnya. Apalagi peluang-peluang tersebut diambil oleh negara-negara tetangga kita yang mengimpor produk Indonesia untuk diekspor kembali ke negara-negara maju.

 

Referensi:

International Trade Center: Trade Map

International Trade Center: Export Potential Map