Keunggulan Return on Assets (ROA)

Menurut Munawir (2001: 91-92) keunggulan Return on Assets (ROA) yaitu :

  1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
  2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Assets (ROA)
  3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

Menurut Abdul Halim dan Supomo (2001: 151) keunggulan Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut :

  1. Perhatian manajemen dititik beratkan pada maksimalisasi laba atas modal yang diinvestasikan.
  2. ROA dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya. Selanjutnya dengan ROA akan menyajikan perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi secara obyektif. ROA akan mendorong divisi untuk menggunakan dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROA tersebut.
  3. Analisa ROA dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
  4. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
  5. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return On Asset (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan.
  6. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return On Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

 

Kelemahan Return on Asset (ROA) 

Kelemahan Return On Asset (ROA) menurut Munawir (2001:94) adalah:

  1. Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
  2. Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. Return On Asset (ROA) akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
  3. Return On Asset (ROA) sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
  4. Return On Asset (ROA) mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. Return On Asset (ROA) akan cenderung tinggi akibat dan penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.

 

Referensi:

  • Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
  • Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi teori dan aplikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta: KANISIUS.
  • Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta.
  • Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. 2005. Fundamentals of Financial: Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.