CONTOH KASUS DI INDONESIA TEKAIT PENTINGNYA KELEMBAGAAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN (PEREKONOMIAN) – Part 2

Perkembangan Unicorn di Indonesia

Unicorn adalah sebutan untuk perusahaan start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar Dollar Amerika Serikat atau setara Rp 13,5 triliun (Kompas.com pada Senin , 18/2/2019). Saat ini Indonesia memiliki 4 Unicorn yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat yaitu Go-jek, Tokopedia, Bukalapak dan Traveloka.

  • Go-Jek

Go-Jek merupakan perusahaan yang berfokus pada transportasi dan merupakan perusahaan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar unicorn setelah menerima total dana 550 juta Dollar Amerika Serikat dari konsormiun delapan investor.Valuasi Go-Jek pun menerima dana tambahan sebesar 1,2 miliar Dollar Amerika Serikat dari perusahaan besar Cina, Tencent Holdings dan JD.com. Hal itu membuat Go-Jek memiliki dana total sebesar 1,75 miliar Dollar Amerika Serikat dan menjadikannya berada di posisi strata tertinggi di antara empat unicorn di Indonesia.

  • Tokopedia

William Tanuwijaya mendirikan Tokopedia pada tahun 2009 dan menjadi perusahaan rintisan kedua di Indonesia yang mendapatkan gelar unicorn. Tokopedia mendapatkan pendanaan paling besarnya pada tahun lalu ketika menerima total dana 1,1 miliar Dollar Amerika Serikat dari Alibaba. Tokopedia menjadi unicorn setelah enam tahun beroperasi, hampir sama seperti Go-Jek.

  • Bukalapak

Tahun 2018, perusahaan telah mencapai penilaian lebih dari 1 miliar Dollar Amerika Serikat. Meski terlihat tidak terlalu gencar mencari pendanaan di tahun 2018, Bukalapak terakhir kali mendapat putaran pendanaan Series C pada 17 November 2018. Bukalapak baru lima kali mendapat putaran pendanaan salah satunya dari EMTEK Group di tahun 2015. Hal membuatnya menjadi salah satu empat perusahaan baru unicorn di Indonesia.

  • Traveloka

Traveloka menjadi startup Indonesia keempat yang menjadi unicorn. Mereka mendapatkan gelar itu setelah mendapatkan suntikan dana pada tahun 2016 dan 2017 dari Expedia, East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, dan Sequoia Capital. Traveloka mendapatkan total dana sebesar 500 juta Dollar Amerika Serikat. Tercatat 4 kali putaran pendanaan semenjak 12 November 2017. Putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Traveloka yakni pada 27 Juli 2017 dengan investor Expedia sebesar 350 juta Dollar Amerika Serikat. Traveloka dianggap perusahaan dengan pertumbuhan tercepat yang mendapatkan gelar unicorn setelah lima tahun beroperasi.

Dari yang disebutkan di atas 3 dari daftar unicorn diatas sebagian besar dimiliki oleh asing. Hal ini berarti terkait persoalan asing mengeruk keuntungan dari pasar Indonesia. Pada kasus ini terlihat bahwa sebagai suatu institusi kurang memberikan dukungan dalam membangun infrastruktur dan environment industri digital yang secara geografis milik dan berada di Indonesia. Sudah dapat dipastikan hal ini akan berdampak pada pendapatan perusahaan nasional yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan negara.

Pemerintah haruslah menyediakan rambu-rambu perlindungan. Bentuk perlindunggannya ada pada fairness. Dalam terminologi fairness tidak semata-mata pada kaidah efisiensi karena bila ini terjadi yang menang pasti yang pintar dan kaya.  Perlindungan dalam arti infrastruktur yang dibangun adalah bagaimana akses UMKM ke dalam market itu.

Tanpa adanya peran pemerintah dalam menciptakan sistem kelembagaan yang baik, para pioner industri di atas akan menyapu kompetitornya di dalam negeri dan karena akses pada teknologi ini terbatas maka hanya akan tersisa oligarki-oligarki kapitalis. Kebijakan pemerintah sebagai salah satu yang mampu membuat kelembagaan harus selalu tentang mengarahkan dampak ini mejadi dampak positif. Melindungi mereka yang akan dimakan oleh indutrialisasi berbasis technologi robotic, artificial intelligent, IoT dan internet sytem. Disinilah keberpihakan pemerintah itu diperlukan.

REFERENSI

  1. Bosker, M., & Garretsen, H. (2006). Geography Rules Too! Economic Development and the Geography Of Institutions. CESIFO Working Paper No 1769. Category 5: Ficcal Policy, Macroeconomic and Growth. 2006.
  2. Blocha, H., & Tang, S.H. (2004). Deep Determinants of Economic Growth: Institutions, Geography and Openness to Trade. Progress in Development Studies 4,3 (2004) pp.245-255.
  3. Rodrik, D., Subramanian, A., & Trebbi, F. (2002). Institutions Rule: the Primacy of Institutions Over Geograpahy And Integration in Economic Development. Working Papers dari Center for International Development at Harvard University (CID Working Paper No. 97 October 2002).
Selly Novela, S.T., M.M., CPM