Munculnya masalah merupakan hal yang lazim saat kita sedang melakukan suatu kegiatan. Dalam pemecahan masalah tersebut , tanpa disadari kita menjadi memikirkan hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya dan hal tersebut disebut sebagai kreatif. Menjadi kreatif bukan merupakan suatu kebetulan ataupun datang begitu saja, namun untuk mendapatkan sesuatu hasil pemecahan masalah yang kreatif, dibutuhkan proses tertentu. Sekarang, sudah banyak cara yang dapat dilakukan seseorang dalam memecahkan suatu masalah , seperti brain storming dan lain lain. Tapi taukah anda, untuk memecahkan masalah secara efektif dan efisien membutuhkan proses dan tahapan yang cukup banyak diantaranya melalui convergent thinking , divergent thinking , dan lateral thinking. Convergent thinking sendiri ditemukan oleh Joy Paul Guilford.

Convergent thinking merupakan cara berpikir dimana suatu kelompok mencari satu jawaban yang paling benar, setiap anggota kelompok memberikan idenya untuk memecahkan suatu masalah, lalu ide yang dihasilkan , dipertimbangkan sampai mendapatkan solusi yang paling tepat.

Selanjutnya adalah Divergent thinking, Divergent thinking merupakan cara berpikir dimana setelah adanya ide yang dipilih oleh sekelompok orang selanjutnya, ide tersebut dapat dieskplorasi dan dikembangkan ke banyak arah, lalu menentukan solusi yang terbaik. Biasanya dalam proses berpikir seseorang, divergent thinking merupakan bagian dari convergent thinking itu sendiri.

Yang terakhir adalah Lateral thinking. Lateral thinking sendiri di ciptakan oleh Edward de Bono, Lateral thinking mempunyai pengertian sebagai  cara berpikir seserorang atau sekelompok orang dimana mereka mengidentifikasi masalah atau tantangan dari berbagai sudut, dan biasanya Lateral thinking di terapkan dalam Divergent thinking. Lateral thinking mempunyai sub-bab yang banyak dalam bagaimana cara menciptakan ide sebanyak – banyaknya, seperti six thinking hats, random input, reversal,scamper, dan method of analysis. Yang pertama adalah six thinking hats. Six thinking hats merupakan suatu cara berpikir seseorang, dimana setiap topi mewakili suatu cara berpikir seperti white (fakta), red(emosi), black (negative thinking), yellow (positive thinking), green (kreativitas), dan blue (mengontrol). Yang ke dua adalah random input. Random input merupakan suatu cara dimana seseorang memasukkan ide secara random ke suatu barang sehingga menghasilkan sesuatu yang baru. Yang ketiga adalah reversal. Reversal adalah meningkatkan sesuatu yang sudah ada dengan meminta hal yang negative dari suatu produk. Yang ke empat adalah scamper, yaitu Subtitute (mengganti yang sudah ada dengan hal lain), Combine (membuat 2 fungsi menjadi 1), Adoption ( menambahkan sesuatu untuk meningkatkan nilai dari suatu produk) , Modify ( memodifikasi produk) , Put to another use (menggunakan untuk kegunaan lain) , Eliminate (menghilangkan suatu bagian dari produk) dan Reverse (melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda). Yang terakhir adalah Method of Analysis. Dalam Method of Analysis ada 3 tahap, yang pertama adalah Atribute Listing dimana seseorang menuliskan semua produk / service yang diperiksa dan ditingkatkan spesifikasi produknya, selanjutnya adalah Morphological Analysis yaitu menciptakan produk dengan menggabungkan atribut lain) , dan yang terakhir adalah Matrix Analysis yaitu mirip seperti morphological analysis namun lebih diterapkan untuk praktik bisnis. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadi kreatif dan untuk memecahkan masalah sehingga semakin efektif dan efisien ditambah lagi mendapatkan hasil yang maksimal.

Referensi

Mindtools. “SCAMPER Improving Products and Services” Diakses 2 Juni 2017. https://www.mindtools.com/pages/article/newCT_02.htm

Cleverism. “Idea Generation: Divergent vs. Convergent thinking”. DIakses 2 Juni 2017. https://www.cleverism.com/idea-generation-divergent-vs-convergent-thinking/

Wikipedia. “Six Thinking Hats”. Diakses 2 Juni 2017. https://en.wikipedia.org/wiki/Six_Thinking_Hats