Divergent and Convergent Thinking

Kreatifitas adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan merubah ide atau pola lama menjadi sesuatu yang baru dan berbeda sehingga memberikan manfaat. Para entrepreneur dituntut untuk memiliki kreatifitas agar menghasilkan ide – ide baru yang berbeda dari kompetitornya. Dalam menghasilkan ide ataupun menyelesaikan suatu masalah, ada 2 cara yang biasa dipakai, yaitu divergent thinking dan convergent thinking.

Divergent thinking adalah metode cara berfikir untuk menghasilkan ide-ide kreatif dengan cara mengeluarkan ide sebanyak – banyaknya. Ide – ide yang dihasilkan kemudian dievaluasi dengan metode convergent thinking untuk mendapatkan ide yang terbaik. Salah satu cara divergent thinking adalah brainstorming, dimana beberapa orang berkumpul dan memberikan ide – ide secara bebas dan spontan. Keuntungan brainstorming adalah dapat menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat.  8 elemen dalam divergent thinking: 1.      Kompleksitas : kapasitas untuk membuat konsep ide atau solusi dari permasalahan rumit. 2.      Rasa Ingin Tahu / Curiosity : karakteristik kepribadian yang menampilkan perilaku menyelidik, mencari, mengajukan pertanyaan, dan belajar untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan / informasi tentang sesuatu. 3.      Fleksibilitas : kemampuan membuat sebuah konsep ide yang berbeda dari satu ide dengan ide lain. 4.      Elaborasi :  bagaimana menambah atau mengembangkan suatu ide. 5.      Kelancaran / Fluency :  kemampuan menghasilkan ide sebanyak – banyaknya dalam waktu singkat.6.      Imajinasi : kemampuan memikirkan suatu ide, membuat inovasi yang original. 7.      Keaslian / Originality : kemampuan untuk menghasilkan ide yang unik, baru, dan berbeda dari apa yang telah ada. Kedelapan, risk taking, yaitu berani bereksperimen terhadap suatu ide yang baru.

Convergent thinking adalah teknik untuk menyelesaikan masalah dengan fokus untuk mencari satu jawaban yang benar. Dalam convergent thinking, ide – ide akan dipertimbangkan, evaluasi, dan dibuang untuk mencapai satu jawaban. Biasanya convergent thinking digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang sudah pasti / umum. Dalam menghasilkan ide, convergent thinking dilakukan setelah divergent thinking. Dari ide- ide yang telah dihasilkan di proses divergent thinking, akan dipertimbangkan dan dicari mana yang cocok untuk diimplementasikan.

Menentukan ide produk / bisnis, seorang entrepreneur tidak hanya menggunakan salah satu proses berpikir. Keduanya sangat penting karena saling berkaitan,  misalnya pada saat seorang entrepreneur mencari ide produk yang akan dijual, proses pertama adalah brainstorming ide – ide bersama partnernya. Proses brainstorming ini merupakan divergent thinking. Di dalam proses brainstorming, semua ide termasuk yang layak ataupun yang tidak, akan dituliskan. Dalam brainstorming tidak boleh ada yang saling menyalahkan suatu ide, semua ide akan ditampung. Setelah proses divergent thinking selesai, selanjutnya adalah convergent thinking. Tahap convergent thinking ini akan menentukan mana ide yang dapat digunakan dan mana yang tidak dapat. Ide – ide akan dipilih berdasar voting atau membuat ranking.

Referensi:

Martin. (2015, 04 29). Idea Generation: Divergent vs. Convergent Thinking. Retrieved 07 11, 2017, from https://www.cleverism.com: https://www.cleverism.com/idea-generation-divergent-vs-convergent-thinking/

Felyn Sumarta; Yunita Wijaya Handranata, B.Eng., M.M.