THE NEW NORMAL
Tahun 2020 yang baru berjalan empat bulan, dunia telah diguncangkan oleh salah satu wabah virus penyakit COVID-19. Berdasarkan (World Health Organization, 2020) cara penyebaran COVID-19 dapat melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut seseorang ketika batuk maupun mengeluarkan napas sehingga lewat siapa pun dan dengan media apa pun seseorang dapat terindikasi terkena penyakit ini. Hal ini membuat masyarakat mulai memperhatikan kesehatan tubuh, keamanan dan pertahanan diri. Kepanikan dan kekhawatiran dalam masyarakat dipicu pula ketika pada awal Maret, WHO (World Health Organization) mengumumkan status pandemi global untuk penyakit COVID-19 sehingga seluruh negara perlu mempersiapkan diri secara fokus dan serius dalam menangani penyakit ini (Allianz Indonesia, 2020). Pemerintah Indonesia dalam menanggapi hal ini menghimbau setiap masyarakat untuk melakukan social distancing atau jarak sosial yang bertujuan menghambat penyebaran COVID-19 dimana bagi setiap karyawan perusahaan melakukan work from home, setiap pelajar melakukan learn from home, dan melakukan ibadah dari rumah saja dalam pengertian bahwa segala aktivitas masyarakat dirumahkan dimana disertakan pula dengan peningkatan kebersihan diri untuk kesehatan masing-masing (Sebayang, 2020; Kompas.com, 2020).
Setelah berjalan kurang lebih 2 bulan dalam masa social distancing ini, para ahli menyebutkan masyarakat harus bersiap dengan keadaan normal yang baru (the new normal). Keadaan ini didukung dengan pernyataan World Health Organization (WHO) bahwa COVID-19 ini tidak akan pernah hilang meski telah ditemukannya vaksin untuk menyembuhkannya. Sehingga peran seluruh masyarakat yang ada di dunia adalah bukan untuk melawan COVID-19 tetapi untuk bergandengan tangan dalam mengendalikan virus ini (Pranita, 2020). Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmita, mengatakan bahwa “The New Normal” adalah perubahan budaya, perilaku, dan pola hidup dalam masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19. Hal yang dikatakan sebagai protokol kesehatan adalah menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain dan menghindari kerumuman. Sehingga setiap masyarakat dapat membiasakan diri dengan bekerja, bersekolah, dan beribadah dari rumah (Bramasta, 2020). Sehingga keadaan new normal menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, sosial, ekonomi, politik, psikologi dan lain sebagainya. Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RS Pondok Indah Bintaro, dr Leonardi Geonawan SpKJ (Pranita, 2020), mengatakan bahwa selama pandemi COVID-19 setiap individual akan mengalami beberapa tahapan psikologi yang dimana akan merujuk pada new normal. Tahap awal yaitu mengalami disrupsi dimana adanya perubahan berbagai pola hidup keseharian individual dalam melakukan sesuatu. Kedua, tahap kebingungan dan ketidakpastian, tahap dimana setiap individual mengalami pressure dalam situasi yang dihadapi sehingga pada tahap terakhir setiap individual mulai untuk menerima tanpa syarat terhadap situasi dan kondisi yang ada. Maka setelah melewati tahapan tersebut individual akan mulai terbiasa dengan kondisi the new normal. (Created by: Febiyana Aditya)
Reference :
Allianz Indonesia. (2020, April 26). Yuk, Pahami Lebih Jelas Arti Pandemi pada COVID-19. Retrieved from Allianz.co.id: https://www.allianz.co.id/explore/detail/yuk-pahami-lebih-jelas-arti-pandemi-pada-COVID-19/98851
Kompas.com. (2020, April 1). Tekan Penyebaran Corona, Seberapa Efektif Physical Distancing dan Harus Sampai Kapan? Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/143000465/tekan-penyebaran-corona-seberapa-efektif-physical-distancing-dan-harus?page=all
Sebayang, R. (2020, Maret 12). Alert! WHO Resmi Tetapkan Corona Pandemi. Retrieved from CNBCIndonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200312064200-4-144245/alert-who-resmi-tetapkan-corona-pandemi
World Health Organization. (2020). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus. Retrieved from who.int: https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
Bramasta, D. B. (2020, 05 16). Sering Disebut-sebut, Apa itu New Normal? Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/16/164600865/sering-disebut-sebut-apa-itu-new-normal-
Pranita, E. (2020, 05 15). Saran Dokter Jiwa untuk Menerima “The New Normal” Usai Pandemi Covid-19. Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/15/123000723/saran-dokter-jiwa-untuk-menerima-the-new-normal-usai-pandemi-covid-19
Comments :