Pemerintahan Jokowi Widodo saat ini terus melalukan pembangunan infrastrukur di seluruh pelosok negeri ini. Pembangunan gencar ini sudah dilakukan sejak awal masa pemerintahannya pada tahun 2014. Infrastrukur yang dibangun beraneka ragam, mulai dari jalan di daerah-daerah, tol laut, bandara, pelabuhan dan masih terdapat lebih banyak lagi. Pembangunan infrastruktur transportasi ini dilakukan untuk memudahkan pemerataan dan mengatasi kesenjangan ekonomi antar-daerah.

Salah satu infrastruktur transportasi yang dibicarakan masyarakat adalah Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT). Negara-negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia, Filipina dan Singapore sudah lebih dahulu memiliki LRT & MRT. Di Singapore, LRT & MRT di sana sudah ada sejak tahun 1992 dan menjadi transportasi yang sangat diminati untuk berpergian di Singapore. Malaysia juga sudah memiliki sistem LRT & MRT sejak lama tahun 1995. Kini waktunya Indonesia memiliki LRT & MRT sebagai mode transportasi warganya di kota besar.

Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, ada baiknya kita memahami apa itu sebenarnya LRT & MRT. LRT & MRT merupakan mode transportasi berbasis rel yang ditenagai oleh listrik. Baik LRT dan MRT dapat beroperasi di atas permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah, yang membedakan antar LRT & MRT adalah kecepatan tempuhnya dan kapasistasnya. LRT umumnya memiliki kecepatan yang lebih pelan berkisar 20-40 km/jam dan hanya dalam rangkaian 3 kereta saja dan memiliki pemberhentian yang jaraknya berdekatan. Sedangkan MRT memiliki kecepatan yang lebih cepat yang setara dengan KRL dan dapat memiliki rangkain kereta hingga 6 gerbong, jarak pemberhentian anatara stasiun akan lebih jauh dibandingkan dengan LRT.

LRT kini sudah mulai diujicoba di dua kota Indonesia, yakni di Palembang dan Jakarta. LRT Palembang dibangun pada tahun 2015 dan sudah mulai diujicoba pada awal bulan Agustus lalu. LRT Palembang direncanakan akan beroperasi secara full dan berbayar mulai tanggal 3 September 2018. Sedangkan LRT di Jakarta baru selesai dibangun dan mulai tahap ujicobanya dimulai dari tanggal 21 Agustus 2018 hingga sebulan kedepannya. Penumpang yang dapat menggunakanya masih terbatas (bukan untuk umum). Beberapa stasiun di LRT Jakarta koridor Kelapa Gading – Velodrome ini masih dalam tahap pembangunan. Rencananya, LRT di Jakarta akan berjumlah 7 koridor dan terintegrasi dengan sistem tranportasi lainnya juga. Sedangkan untuk MRT masih dalam tahap pembangunan di Jakarta dan belum beroperasi.

Adanya LRT & MRT di Indonesia diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di kota-kota besar dan meningkatkan produktivitas warga. Selain itu kedua mode transportasi ini diharapkan menjadi solusi transportasi alternatif bagi masyarakat untuk mencapai tujuan dengan cepat. Apabila LRT & MRT dapat beroperasi dengan baik maka tentu transportasi dapat menjadi salah satu ikon keberhasilan pembangunan infrastruktur Indonesia.

Sumber :

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/18/080300726/etatisme-pembangunan-infrastruktur-era-jokowi-bumn-untung-atau-rugi-