International Labour Organization atau yang lebih dikenal dengan sebutan ILO, merupakan salah satu organisasi yang berada dibawah PBB, namun didirikan sebelum PBB sendiri didirikan. Yakni pada tahun 1919 atau setelah selesainya perang dunia pertama. Tujuan utama dari didirikannya organisasi ini adalah untuk menciptakan sebuah standar atau peraturan serta program-program yang berhubungan dengan pekerjaan baik bagi wanita ataupun pria dan juga antara negara (pemerintah) dengan masyarakat (pekerja) yang terdiri dari 187 anggota. Terlebih pada saat ini dunia sendiri sudah mulai memasuki industri 4.0, tidak terkecuali dengan Indonesia.

Industri 4.0 itu sendiri adalah sebuah revolusi industri, yang dilihat dari namanya sendiri secara luas, dunia sudah mengalami masa-masa revolusi industri, yang pertama diawali dengan kehadirannya mesin uap, lalu diikuti oleh perkembangan otomotif, lalu revolusi ketiga diawali dengan adanya otomisasi atau yang lebih dikenal juga dengan perkembangan globalisasi yang terjadi pada awal tahun 90an, dan yang terakhir adalah industri 4.0 atau yang lebih dikenal dengan istilah internet, dimana pada saat ini sendiri internet merupakan salah satu faktor penting, baik bagi perseorangan ataupun dunia, dengan adanya internet informasi lebih mudah didapatkan.

Selain informasi yang mudah didapatkan, industri 4.0 juga memberikan dampak bagi perekonomian. Sebagai contoh untuk negara vietnam sendiri sebesar 86% pasar garmen mendapat pengaruh dari industri 4.0, sedangkan untuk Indonesia sendiri sebesar 85% retail juga mendapatkan pengaruh dari industri 4.0. Di Indonesia sendiri selain industri 4.0, ternyata industri 3.0 juga masih cukup terasa, walaupun tidak seluruh pekerjaan yang ada mendapatkan pengaruh dari otomisasi tersebut.

Secara garis besar pekerjaan rutin dan kognitif seperti broker merupakan salah satu jenis pekerjaan yang paling mudah terkena pengaruh oleh adanya industri 3.0, lalu diikuti oleh pekerjaan rutin namun manual seperi pekerja pabrik dan juga mekanik. Di posisi ketiga terdapat pekerjaan non-rutin namun manual seperti security ataupun perawat yang mendapatkan pengaruh dari otomisasi tersebut dan yang terakhir adalah pekerjaan non-rutin dan juga kognitif seperti designer yang mendapatkan pengaruh paling sedikit dari adanya otomisasi tersebut. Jika dilihat pekerjaan non-rutin justu mendapatkan pengaruh dari otomisasi dan terus meningkat. Di sisi lain pengaruh otomisasi juga tetap terasa, dimana untuk wilayah ASEAN sendiri wanita justru lebih rentan mendapatkan pengaruh dari otomisasi daripada pria, sedangkan untuk remaja dan anak mudah memiliki tingkat kerentanan yang sama terhadap otomisasi, serta pendidikan yang lebih rendah juga lebih rentan terhadap otomisasi daripada pendidikan yang lebih tinggi.

Melihat hal tersebut, ILO sendiri memiliki tujuan untuk membantu para pekerja untuk siap menghadapi perubahan perubahan yang terjadi baik yang melalui industri 3.0 ataupun industri 4.0, dengan berbagai macam cara seperti aturan-aturan ataupun program-program yang direncanakan.