PUTRA-PUTRI PAPUA YANG BERHASIL MENEMPUH PENDIDIKAN BERGENGSI DUNIA
Tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang penting saat ini. Semua orang berusaha mencapai tingkat pendidikan yang setinggi-tingginya. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan menerapkan wajib belajar minimal 9 tahun. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerataan pendidikan dasar yang ada di Indonesia. Banyak persepsi bahwa pendidikan tinggi identik dengan biaya yang mahal. Hal ini tentu membuat pendidikan tinggi sangat sulit didapatkan oleh masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Namun tak selamanya masyarakat yang kurang mampu tidak bisa mendapatkan pendidikan tinggi. Hal inilah yang dibuktikan oleh Billy Mambrasar, Rio Albert, George Saa, Voni Blesia dan Simon Tabuni. Mereka adalah putra putri asli Papua yang berhasil melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bergengsi di luar negeri.
Billy Mambrasar yang berasal dari Serui saat ini tengah menempuh gelar Master of Science di Said Business School, Universitas Oxford. Billy juga pernah mendapatkan beasiswa di Australia dan mengikuti program pertukaran pelajar ke Universitas Harvard di Amerika. Padahal orang tua Billy hanyalah pekerja lepas dan ibu nya hanya menjual kue di pasar. Billy mengatakan bahwa pembayaran SPP sering tertunda, makan kurang, rumah dari atap rumbia tanpa listrik dan untuk bertahan hidup harus berjualan kue di pasar, tapi akhirnya bisa bersekolah di salah satu sekolah bergengsi. Billy mengatakan bahwa melangkah ke institusi pendidikan tinggi dunia bukan tidak mungkin bagi anak-anak miskin asal Indonesia dan papua lainnya.
Cerita lain datang dari Rio Albert yang berasal dari Wamena. Rio saat ini mengambil program doktoral di Universitas Southampton Inggris untuk bidang sosiologi dan kebijakan sosial. Rio mengatakan bahwa untuk bersekolah dulu harus pergi ke Jayapura karena pendidikan di sana lebih baik dibandingkan dengan pendidikan di pedalaman. Untuk pergi ke sekolah, ia juga harus melewati tebalnya kabut yang tidak bisa diprediksi di pedalaman Papua. Saat ini Rio dan teman-temannya membentuk grup di media sosial seperti Papua Scholarship (Beasiswa Papua) guna berbagi dengan anak-anak Papua lain yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi namun masih bingung dengan kondisi yang ada.
Mahasiswa lain asal Papua yang berhasil mendapatkan pendidikan tinggi bergengsi di luar negeri adalah George Saa. George adalah mahasiswa S2 teknik material di Birmigham, Inggris yang mendapatkan banyak tawaran beasiswa setelah menang dalam kompetisi dunia First Step di Nobel Prize dalam fisika pada 2004 saat masih SMA. Selain itu, George juga merupakan ketua lingkar Papua yang bekerja sama dengan rekan lainnya dalam upaya membangun Papua dari segi pendidikan. George juga pernah mengalami kesulitan finansial untuk melanjutkan sekolah, namun dengan tekat yang kuat membuatnya dapat melanjutkan pendididkan sampai sekarang.
Mahasiswa lain asal Papua yang berhasil adalah Voni Blesia dan Simon Tabuni. Voni adalah putri asal Timika yang sedang menempuh program doktoral dalam bidang Life Sciences dengan penelitian tentang kelebihan zat besi yang dapat meyebabkan diabetes tipe 2. Voni mengatakan bahwa setiap berangkat sekolah dulu selalu jam 5 pagi dan harus melewati perjalanan yang jauh dari rumahnya. Berbeda dengan Voni, Simon Tabuni adalah putra asal Papua yang saat ini menempuh studi di SOAS, London. Simon mengatakan bahwa tantangan terberatnya adalah belajar bahasa inggris untuk meraih beasiswa. Padahal Simon pernah mengalami kegagalan dalam kompetisi Bahasa Inggris yang menguras waktu, biaya dan tenaga.
Sumber :
Comments :