Kesehatan jiwa atau kesehatan mental terdiri dari beberapa jenis kondisi yang secara umum dikategorikan dalam kondisi sehat, gangguan kecemasan, stres, dan depresi. Adapun pengertian kesehatan jiwa yang baik menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Berdasarkan data dari World Health Organization menyatakan bahwa pada tahun 2018, depresi merupakan gangguan jiwa yang paling sering terjadi dan menjadi salah satu penyebab utama disabilitas. Lebih dari 300 juta penduduk dunia mengalami depresi. Masalah kejiwaan lainnya yang sering terjadi adalah bipolar, dimana lebih dari 60 juta penduduk dunia menderita penyakit ini.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir perilaku bunuh diri karena depresi telah mencapai angka yang kritis. Secara global, WHO menyatakan lebih dari 80.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik bunuh diri. Maka dari itu untuk mengingat pentingnya kesehatan jiwa ditetapkanlah Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 10 Oktober. Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini pertama kali diperingati pada tahun 1992. Tujuan awal dari diperingatinya hari ini adalah secara umum mengampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental atau kesehatan jiwa.

Pada tahun 2019, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia mengangkat isu tentang 40 seconds of action, WHO mengajak untuk turut berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa melalui tantangan bertajuk “40 Seconds of Action”. Hal ini diangkat berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh WHO, ditemukan bahwa 80.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat bunuh diri yang berarti setiap 40 detik ada satu orang yang melakukan tindak bunuh diri.

Melalui gerakan “40 Seconds of Action”, WHO mengajak masyarakat untuk melakukan aksi nyata yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus bunuh diri di sekitar kita. Aksi tersebut bisa dilakukan dimulai dari lingkungan sekitar seperti mengajak teman berbicara tentang kesulitannya atau sekedar menanyakan kabar teman-teman di sekitar. Tujuan dari aksi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang kasus bunuh diri yang menjadi masalah kesehatan global dan meningkatkan pengetahuan tentang apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bunuh diri. (NA)