Industri makanan di Indonesia merupakan industri yang cukup menarik bagi berbagai pemainnya. Industri makanan dan minuman Indonesia pada semester pertama tahun 2018 pun bertumbuh sebesar 8% yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5.2%. Tahun 2017 pun, industri makanan dan minuman menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas yang mencapai 34.33%. Hal ini menunjukkan bahwa Industri makanan dan minuman nasional memiliki pertumbuhan yang cukup baik karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik pasar yang besar.

Potensi ke depan Indonesia di industri makanan dan minuman juga terlihat baik, jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia saat ini berjumlah 250 juta orang akan bertumbuh menjadi 300 juta orang pada tahun 2030. Dari sekian banyak penduduk itupun diperkirakan 45 juta orang tergolong dalam consumer class. Consumer class berkontribusi besar terhadap pertumbuhan industri makanan dan minuman, hal ini nampak dari belanja rumah tangga consumer class di mana 50% dihabiskan untuk makanan dan minuman. Potensi ini yang menyebabkan berbagai pemain lokal serta asing di industri makanan dan minuman menjadi tertarik masuk ke pasar Indonesia.

(Consumer class merupakan kelas konsumen yang mampu membeli barang dan jasa di luar kebutuhan pokok mereka.)

Pertumbuhan Industri makanan dan minuman Indonesia didukung oleh sebuah acara besar yang mengumpulkan perusahaan-perusahaan lokal dan asing di bidang makanan dan minuman. Acara itu bernama Sial Interfood yang diselenggarakan pada tanggal 21-24 November 2018 di Jakarta International Expo (JIExpo). Acara ini diselenggarakan oleh Sial Group yang merupakan jaringan exhibition industri makanan yang terbesar di dunia. Selain Sial Group, Interfood juga berperan menyelenggarakan acara ini dimana Interfood merupakan pemimpin acara exhibition industri makanan di Indonesia.

Acara Sial Interfood dibuat agar perusahaan makanan dan minuman Indonesia dapat bertemu dan membangun jaringan dengan perusahaan makanan dan minuman dari negara lain. Acara ini dibuat dengan fokus pada Bussiness to Bussiness (B2B) ketimbang Business to Consumer (B2C). Perusahaan yang melakukan pameran di acara ini pun dapat berasal dari 27 negara yakni China, Perancis, Jepang, Korea, Italia dan masih banyak negara lainnya.  Exhibitor (pihak yang yang membuka stand di pameran) berasal dari berbagai bidang seperti bidang Food & Beverage, Bakery & Confectionary, Food & Hospitality, Food Ingredients, Herbal & Health Food, Retail & Franchising, Coffee, Tea & Cocoa. Fresh and Processed Fruits. Agricultures Products, Frozen Food, Fish Seafood & Meat Products. Pengunjung acara dengan demikian menemukan produk atau rekan yang cocok untuk membangun bisnis makanan dan minumannya.

Acara Sial Interfood pun tidak hanya terdiri dari pameran saja tetapi terdapat beberapa acara lebih kecil untuk memeriahkan suasannya. Selama acara berlangsung juga diselenggarakan acara kecil seperti kompetisi gelato, demo memasak, demo menghias kue, dan lomba memasak antar koki. Acara Sial Interfood pun memperoleh tanggapan yang cukup baik dari para pengunjungnya. Para pengunjung pun merasa puas pada acara Sial Interfood sangat terorganisir dan jumlah exhibitor di acara tersebut yang sangat banyak. Bahkan ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman memberikan pernyataan bahwa Sial Interfood sangat bermanfaat bagi aktor bisnis di bidang makanan olahan untuk menumbuhkan bisnis mereka. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan acara exhibition Sial Interfood merupakan acara yang penting untuk mendukung pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia.