Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus mengalami peningkatan ekonomi yang cukup besar. Tercatat pada kuartal pertama tahun 2018 atau lebih tepatnya pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret, terjadi pertumbuhan yang positif dari beberapa aspek, mulai dari penerimaan pajak dalam realisasi APBN hingga surplus neraca perdagangan. Di sisi lain Bank Dunia juga mengatakan hal yang serupa, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2018 mencapai 5.1% , dan menurut direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Rodrig A Chaves, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5.2% pada tahun 2018 ini dikarekan permintaan domestik yang llebih kuat.

Hal ini terlihat dari data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), dimana neraca perdagangan pada bulan Maret 2018 mengalami surplus sebesar 1.09 Miliar Dollar, padahal untuk periode sebelumnya yakni mulai dari Desember 2017 hingga Febuari 2018 mengalami defisit secara berturut turut. Hal ini disebabkan juga oleh nilai ekspor yang mencapai 15.58 Miliar Dollar AS atau naik sebesar 10.24% dari bulan Febuari 2018, walaupun angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk tahun yang sama (year on year). Menurut kepala BPS Suhariyanto, nilai ekspor untuk bulan Maret sendiri dipimpin oleh industri pengolah sebesar 11.08 miliar dollar AS atau sebesar 71.75 persen dari total ekspor. Sedangkan untuk dari penerimaan Pajak sendiri. Menurut menteri keuangan, Sri Mulyani menyatakan bahwa penerimaan pajak pada kuartal pertama 2018 ini mencapai 262,4 Triliun rupiah, atau tumbuh sebesar 10.3% secara year on year, dimana angka tersebut didapatkan terdiri atas dua hal yakni penerimaan pajak dan penerimaan dari bea dan cukai. Dimana menurut Sri Mulyani penerimaan pajak sebesar 244.5 miliar rupiah dan meningkat sebesar 9.9 persen dibandingkan dengan kuartal 1 tahun 2017 tanpa tax amnesty ataupun meningkat sebesar 16.21% penerimaan pajak meningkat dengan tax amnesty. Sedangkan untuk penerimaan bea cukai sebesar 17.9 triliun rupiah atau meningkat sebesar 15.8% dibandingkan kuartal 1 tahun 2017 dan setara dengan 9.2% dari target APBN Indonesia untuk tahun 2018

Meskipun kondisi ekonomi Indonesia mengalami kemajuan namun tetap saja ada resiko yang mengintai. Menurut Chaves resiko tersebut adalah gangguan di pasar keuangan global dan juga ketidakpastian dari perdagangan international, walaupun pertumbuhan Indonesia pada saat ini masih cenderung positif. Untuk menghadapi masalah tersebut menurut Chaves Indonesia harus memperkuat fundamental ekonomi makro yang berfungsi sebagai penyangga terhadap dinamika global, dimana fundamental yang kuat tentu saja terlihat dalam upaya menjaga tingkat inflasi yang terkendali dan tingkat utang yang hanya setengah dari tingkat ambang batas hukum yang belaku. Sehingga kedepannya menurut Chaves Indonesia akan bergantung pada berbagai kebijakan struktural yang penting salah satunya seperti upaya untuk menyediakan keterampilan yang sesuai bagi masa depan masyarakat.

Sumber:

Putera, A. D. (2018, Juni 06). Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia 2018 Tumbuh 5,2 Persen. Diambil kembali dari Kompas.com: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/06/204000526/bank-dunia-perkirakan-ekonomi-indonesia-2018-tumbuh-5-2-persen

Putera, A. D. (2018, April 17). Geliat Ekonomi Indonesia di Kuartal I 2018. Diambil kembali dari Kompas.com: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/17/065135326/geliat-ekonomi-indonesia-di-kuartal-i-2018