Buying Intention

By: Rita, SE., M.Si (Faculty Member of International Marketing)

Buying Intention adalah kecenderungan untuk membeli sebuah merek dan secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif pembelian dengan atribut atau karakteristik dari merek yang dapat dipertimbangkan (Powell et al, 2008). Menurut Busler (2007), buying intention dapat diukur melalui dimensi likely yakni rencana pembelian konsumen terhadap suatu produk, definitely would mengacu kepada kepastian konsumen dalam suatu produk, dan probable mengacu pada kemungkinan konsumen dalam membeli suatu produk.

Menurut Engel (2007), buying intention terkait dengan 2 (dua) kategori yaitu kategori pertama buying intention terhadap produk dan merek atau biasa disebut fully planned purchase, kemudian kategori kedua yakni buying intention terhadap kategori produk saja atau biasa disebut planned purchase meskipun pilihan terhadap merek dibuat pada saat pembelian (point of sales).

Kategori pertama merupakan hasil dari produk dengan keterlibatan tinggi (high involvement) dan penyelesaian masalah yang luas (extended problem solving). Dalam hal ini konsumen akan lebih memiliki keinginan untuk menghabiskan waktu dan energi dalam berbelanja. Sedangkan kategori kedua, keputusan akhir mungkin akan tergantung pada promosi seperti potongan harga, display khusus, dan lainnya.

Dimensi Buying Intention

Terdapat tiga dimensi Buying Intention menurut Rehman et al (2011) yang dikemukakan dalam jurnalnya, yaitu sebagai berikut:

1. Intention yaitu ketertarikan dan minat atas sebuah produk.

2. Searching & Trial yaitu kegiatan mencari dan mencoba sebuah produk yang dilakukan konsumen sebelum membeli produk tersebut.

3. Consider yaitu mempertimbangkan untuk membeli produk-produk yang berkulitas dan bernilai guna tinggi. (Berbagai Sumber)