MILLENIALS VS VIDEO ADVERTISING

Oleh: Cilla (Student of International Marketing)

Apakah ada orang di planet ini yang benar-benar menikmati video ads di social media mereka? Pernahkah kamu melihat video ads dan ingin membeli produk atau layanan yang (dengan gencarnya) diiklankan buat kamu?

Jawabannya mungkin…. Tidak.

Marketer diberi waktu kurang dari lima detik di YouTube untuk meyakinkan penontonnya kalau iklan mereka layak ditonton sampai akhir sebelum penonton memiliki pilihan untuk skip. Dan penelitian eConsultancy menunjukkan 94 persen orang memutuskan untuk skip pre-roll video ads setelah lima detik itu berlalu. Buat marketer sendiri, ini menunjukan penghindaran iklan tau yang biasa disebut “ad avoidance”.

Fenomena ini menunjukan kalau konten video ads tidak bisa lagi menjadi komunikasi satu arah yang statis kepada penontonnya. Mayoritas brand yang saya temui melalui pre-ads video tidak cukup berhasil untuk benar-benar memanfaatkan waktu 5-30 detik yang mereka bayar buat Youtube. Kebanyakan, masih mengunggah iklan yang sama yang ditayangkan di televisi dan malah menggunakan lima detik yang diberikan pada customer untuk menonton, untuk berteriak “PLEASE DON’T SKIP ME”. Banyak brand juga berusaha untuk memberikan sebanyak mungkin informasi and hope something sticks. Banyak brand ga sadar kalau semua teknik ini

mulai basi dan harus mulai memikirkan cara untuk dapat menarik customernya lewat beberapa detik kesempatan yang diberikan pada mereka. Dan dengan potensi ratusan juta dolar yang dipertaruhkan oleh brand, pengiklan dan platform periklanan perlu banget menemukan solusi buat masalah ini! Dan dengan potensi ratusan juta dolar yang dipertaruhkan oleh brand, pengiklan dan platform periklanan perlu banget menemukan solusi buat masalah ini! Apalagi dengan adanya generasi Millennials. Apakah menurut kamu mereka adalah generasi penerus bangsa yang sangat terobsesi sama smarphone, jadi mereka pasti bukan target yang sesuai untuk membeli barang yang perusahaan kamu tawarkan, kan?

Salah. BANGET!

Menurut Alvara Research Center, lebih dari 33% penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah penduduk yang berusia 15 – 34 tahun lho! Sementara itu, untuk DKI Jakarta, persentase penduduk milenialnya bahkan lebih dari 40%! Milenial sendiri adalah orang-orang dengan usia produktif dan sekaligus konsumen yang mendominasi pasar saat ini. Ditambah lagi dengan fakta kalau mereka dibesarkan kalau generasi milenial bisa dibilang “suku asli” buat era digital, atau yang biasanya disebut ANAK JAMAN NOW. So, jangan kaget kalau mereka bakalan jadi yang paling pertama komplen saat me-time mereka nonton beauty vlogger di Youtube terganggu sama iklan 15 detik kamu soal pasta gigi yang bahkan ga mereka pakai.

That’s why, setiap brand yang ingin memasarkan produk buat mereka dengan sukses, perlu banget paham a thing or two tentang hal-hal yang ga disukai milenial soal video advertising supaya budget yang dikeluarin ga bakalan habis dengan sia-sia. Dengan daya beli sekitar $170 milyar setiaP tahunnya, memahami generasi milenial akan memberikan keuntungan yang gede buat perusahaan.

 

Baca juga:

https://www.emarketer.com/Article/Ad-Avoidance-Isnt-NewmdashIts-Just-Evolving/1013084

http://www.businessinsider.com/facebook-and-youtube-have-the-most-annoying-ads-by-far-2017-4/?IR=T

 

#marketingisntallaboutselling #imarkethink