Analisis Fundamental Versus Teknikal Dalam Membeli Saham

Menurut Warren Buffet: Lebih baik membeli saham bagus dengan harga yang biasa dari pada membeli saham biasa dengan harga yang bagus. Buffet tahun 1988 membeli saham Coca Cola dengan alasan sebagian masyarakat gandrung dengan minuman yang biasa disebut Coke tersebut. Dia meyakini bahwa dengan berjalannya waktu semakin banyak orang akan menyenangi produk minuman ini yang tentunya seiring dengan pertumbuhan penduduk. Ternyata keyakinnya menjadi kenyataan setelah kurun waktu yang tertentu harga saham tersebut meningkat puluhan kali. Dengan demikian pada waktu meningkat itu, Buffet juga mendapat keuntungan yang luar biasa.

Dilain pihak ada juga cara orang-orang berinvestasi saham yang tidak peduli apa, bagaimana dan asal-usul perusahaannya. Mereka hanya melihat pergerakan saham dari grafik, chart. Dari sini maka investor dapat menentukan kapan membeli, sampai berapa lama, kapan menjual saham-saham yang dipilih. Investasi saham dengan cara ini biasanya berjangka pendek yaitu kurang dari sebulan bisa satu minggu, satu hari bahkan hanya hitungan jam. Para investor ini lebih banyak dipengaruhi oleh sekumpulan tingkah laku para investor.

Alinea pertama lebih dikenal dengan analisis fundamental. Sebagai ilustrasi, para investor aliran fundamental menggunakan top-down analysis yang berisikan langkah analisis, sebagai berikut :

  1. Ekonomi Makro: produk domestik bruto, eksport/import, pola konsumsi, pola Investasi, aktivitas ekspo/impor, pergerakan nilai tukar, pergerakan IHSG
  2. Industri: mendeteksi industri-industri yang sedang menggeliat dalam kurun waktu setahun, contoh: perbankan, konstruksi dan pertambangan
  3. Perusahaan: mencari perusahaan-perusahaan apa yang memegang market leader dalam industri terkait, contoh: BNI dalam perbankan, Wika dalam konstruksi dan Adaro dalam pertambangan
  4. Rasio-rasio finansial: Memperhatikan Sales, profit margin, PER (rasio harga saham/keuntungan), pertumbuhan perusahaan
  5. Resiko: membuat matriks SWOT agar mengetahui resiko secara eksternal dan internal,kapan saatnya keluar dari kepemilikan saham, memantau berita-berita yang berhubungan dengan saham.

Alinea kedua lebih dikenal dengan analisis teknikal. Analisis ini mengutamakan pergerakan harga saham dengan memperhatikan chart-chart dari saham-saham yang akan dipilih atau yang sudah dimiliki. Langkah dari analisis teknikal adalah sebagai berikut :

  1. Perhatikan chart setahun dari sekarang
  2. Masukkan indikator-indikator yang akan dimonitor, seperti : volume, harga atas, harga bawah, up trend, down trend;
  3. Tentukan harga keuntungan dan batas kerugian yang diharapkan;
  4. Monitor pergerakan harga setiap waktu dengan mengaktifkan program aplikasi saham pada mobile gadget.

Masing-masing analisis fundamental dan teknikal terdapat kelebihan dan kekurangan dalam investasi saham. Pada fundamental para investor tidak perlu memikirkan pergerakan saham setiap saat sehingga dapat dilakukan secara parallel dengan aktivitas kehidupan yang lain. Walaupun kecenderungan berinvestasi cara ini akan efektif bila modal yang dimiliki cukup besar sehingga hasil imbal yang diperoleh dalam jangka waktu lama akan signifikan. Adapun pada analisis teknikal tidak mesti memerlukan modal yang besar maka investasi juga bisa efektif asalkan dilakukan secara intensif dengan memantau setiap saat sehingga tidak dapat disambi dengan aktivitas lain. Tidak ada yang salah dari kedua analisis di atas, selama kita selalu belajar konsep-konsep analisis tersebut secara intensif dalam perjalanan investasi. LET US INVEST STOCK MARKET FOR THE BRIGHTER FUTURE.

Dr. Febrizal Rahmana, M.M.