MENJADI SEORANG FOOD PRENEUR

Oleh : Dewi, S.Kom., M.M dan Felyn Sumarta

Bisnis kuliner menjadi tren belakangan ini. Di setiap sudut mall atau di beberapa komplek ruko, bisa ditemukan bermacam – macam restoran dan cafe. Bahkan setiap bulan ada saja usaha kuliner baru yang membuka gerainya. Bisnis ini se olah – olah tidak akan pernah hilang dan terlihat menjanjikan. Bagaimana tidak? Makanan merupakan kebutuhan primer, setiap orang pasti perlu makanan sebagai energi untuk menjalankan aktivitasnya. Karena setiap orang perlu makan, maka calon konsumen dari bisnis ini sangatlah luas. Misalnya, seorang entrepreneur ingin membuka bisnis kedai kopi yang menargetkan para pecinta kopi, tapi dia mendesain tempatnya dengan dekorasi unik, maka kedai kopi yang awalnya menargetkan pecinta kopi saja bisa menarik konsumen lain seperti anak – anak muda. Itu hanyalah contoh dalam bisnis kedai kopi. Bagaimana dengan bisnis kuliner lainnya dan apa yang diperlukan untuk menjadi seorang entrepreneur di bidang kuliner? berikut ini hal – hal yang diperlukan untuk menjadi seorang food preneur. Pertama, punya passion yang besar dalam bidang kuliner. Bagi seorang entrepreneur baik itu food preneur atau yang lainnya, Kata passion adalah yang paling sering didengar dan sangat diperlukan. Karena kalau seorang food preneur tidak memiliki passion terhadap apa yang dia kerjakan, ketika mengalami kegagalan sekali pasti akan malas untuk mencoba lagi dan tidak ada niat untuk memberikan yang terbaik. Dengan memiliki passion juga seorang food preneur akan sabar dalam menghadapi masalah – masalah yang dihadapinya. Dan yang terpenting adalah memiliki keinginan untuk terus belajar dan berkembang agar bisnis yang dimiliki maju. Sebagai seorang food preneur, memiliki passion saja tidak cukup, para food preneur yang ingin sukses perlu untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Karena dengan banyaknya restoran / cafe baru maka persaingan semakin ketat. Setiap bisnis kuliner yang ingin bertahan di bidangnya, ditantang untuk berlomba – lomba menunjukkan kreatifitas usaha yang dimilikinya. Supaya bisnis kulinernya tetap bertahan maka seorang food preneur perlu melakukan beberapa inovasi terhadap produk makanan yang dijualnya. Inovasi dapat berupa penambahan menu, membuat makanan yang unik misalnya dalam hal bentuk / tampilan, atau membuat inovasi dari cara penyajiannya. Banyak bisnis kuliner yang melakukan inovasi seperti hal – hal tersebut. Salah satu contohnya: makanan sehari – hari seperti nasi disajikan dengan bentuk yang lucu / unik. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian konsumen, karena konsumen sekarang terutama anak muda suka dengan hal – hal baru yang unik. Sehingga dalam memilih restoran mereka lebih memperhatikan sisi unik nya. Seorang entrepreneur juga harus pandai melihat peluang dan mengambil resiko, tidak terkecuali food preneur. Food preneur harus bisa melihat tren – tren yang berhubungan dengan bisnis kulinernya. Misalnya sekarang konsumen akan memilih untuk datang ke restoran / cafe yang memiliki suasana nyaman, ada fasilitas wifi, dan punya menu makanan yang beda dari yang lainnya. dengan melihat apa yang diinginkan konsumen maka food preneur harus berpikir cepat dan mengambil peluang segera mungkin. Food preneur perlu memperhatikan pemilihan nama brandnya juga. Nama yang dipilih harus yang mudah diingat dan diucapkan, karena bisa saja konsumen menyampaikan dari mulut ke mulut dan kesempatan itu menjadi peluang mempromosikan bisnis kulinernya. Food preneur perlu menjaga nama baik brand nya, tujuannya adalah mempertahankan kepercayaan konsumen.